Warga bersama sejumlah relawan membersihkan sisa material lumpur pascabanjir di Desa Mandalakasih, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Selasa (13/10). (FOTO : Republika/Bayu Adji P)
Warga bersama sejumlah relawan membersihkan sisa material lumpur pascabanjir di Desa Mandalakasih, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Selasa (13/10). (FOTO : Republika/Bayu Adji P)
Warga bersama sejumlah relawan membersihkan sisa material lumpur pascabanjir di Desa Mandalakasih, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Selasa (13/10). (FOTO : Republika/Bayu Adji P)
Warga bersama sejumlah relawan membersihkan sisa material lumpur pascabanjir di Desa Mandalakasih, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Selasa (13/10). (FOTO : Republika/Bayu Adji P)
Kondisi rumah warga pascabanjir bandang di Desa Mandalakasih, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Selasa (13/10). (FOTO : Republika/Bayu Adji P)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sejumlah warga di Desa Mandalakasih, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, mulai membersihkan rumah dan lingkungan yang masih terendam lumpur pascabanjir bandang pada Selasa (13/10). Material lumpur yang terbawa banjir cukup tebal dan menutupi akses jalan warga.
Berdasarkan pantauan Republika di lokasi, material lumpur di jalan warga mencapai ketinggian 30 sentimeter. Sementara di dalam rumah warga, lumpur hanya tersisa di lantai rumah. Salah seorang warga, Iyan Taryana (44 tahun) mengatakan, warga baru sempat melakukan kerja bakti sebab, jalan desa tak bisa dilalui kendaraan jika tak segera dibersihkan.
Menurut dia, banjir bandang yang terjadi di desanya pada Senin (12/10) sangat besar. Air di permukiman yang terletak di pinggir Sungai Cipalebuh itu mulai naik sekira pukul 05.00 WIB. Ketika kejadian, ketinggian air di permukiman warga mencapai 1,5 meter.
sumber : Republika
Advertisement