REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Sebuah masjid di Toronto, Kanada menerima pesan bernada ancaman dan kekerasan, Sabtu (10/10). Pesan tersebut berisi kata-kata yang mengancam nyawa anggota masjid.
Kasus tersebut kini tengah dalam penyelidikan polisi setempat. Menurut Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM), setidaknya satu dari pesan yang dikirim pada Sabtu lalu itu berisi ancaman dengan kata-kata 'do a Christchurch'.
Kalimat tersebut merujuk pada penembakan massal yang terjadi di dua masjid di kota Christchurch, Selandia Baru pada 2019. Serangan tersebut menewaskan 51 orang.
"Kami memiliki hak untuk membela diri dari para teroris. Polisi akan memihak pada kami. Islam tidak akan mengalahkan kita. Kita memiliki senjata melakukan seperti sebuah Christchurch lagi di tempat kami. Kami memiliki pasukan yang memiliki pengalaman sebagai penembak jitu," demikian bunyi salah satu pesan, seperti yang ditunjukkan oleh NCCM, dilansir di CP24, Selasa (13/10).
Namun demikian, masjid di pusat kota Toronto itu disebutkan namanya oleh NCCM dalam rangka melindungi mereka dari ancaman atau serangan lebih lanjut. CEO NCCM, Mustafa Farooq, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin lalu, meskipun mereka sangat menghargai upaya dari Layanan Kepolisian Toronto dalam melakukan penyelidikan, mereka memerlukan tindakan sekarang dari pemerintah federal untuk mengembangkan strategi aksi nasional dalam membongkar kelompok xenofobia yang mengajarkan ideologi merusak dari kebencian dan kekerasan.
UPDATE: On Saturday, October 10, a downtown Toronto mosque (which NCCM will not be naming so as to protect them from further threats or attacks) was sent violent messages.
See our statement below. #DontLookAway pic.twitter.com/WWKeUeV1OH
— NCCM (@nccm) October 12, 2020
Menurut Farooq, email ancaman yang diterima akhir pekan ini menandai peningkatan yang mengerikan dalam kekerasan terhadap komunitas Muslim. Dia mengatakan, komunitas Muslim mengalami ketakutan dan terkejut setelah kejadian tersebut. Selanjutnya, masjid tersebut ditutup karena seriusnya ancaman tersebut.
"Hari ini, kami menghadapi ancaman pembunuhan anggota dari komunitas Muslim Toronto secara massal. Apa lagi yang perlu dilakukan sebelum tindakan diambil?" kata Farooq.
Sementara itu, polisi Toronto mengatakan sedang menyelidiki email yang berisi ancaman tersebut. Ia juga mengatakan menanggapinya dengan sangat serius.
"Saat ini kami mohon kepada masyarakat, jika ada informasi silakan hubungi 416-808-5300," kata seorang anggota polisi Const. Edward Parks.
Ancaman tersebut datang satu bulan setelah seorang relawan berusia 58 tahun ditikam hingga tewas di luar masjid Organisasi Muslim Internasional (IMO) dekat Rexdale Boulevard and Bergamot Avenue. Penikaman itu disebut sebagai 'tindakan kekerasan yang kurang ajar' oleh masyarakat. Anggota masjid tersebut lantas meminta polisi untuk menyelidikinya sebagai kejahatan berlatar kebencian.
Pekan lalu, NCCM merilis surat terbuka kepada pemerintah federal yang menyerukan rencana aksi nasional untuk membongkar kelompok supremasi kulit putih dan neo-Nazi sehubungan dengan apa yang mereka sebut sebagai rangkaian panjang dari rantai serangan mengerikan terhadap komunitas rasial di Kanada.