REPUBLIKA.CO.ID, LIMA -- Peru mengumumkan kembali membuka situs budaya Machu Picchu untuk seorang turis Jepang pada Senin (12/10). Pengunjung pertama tempat tersebut harus menunggu hampir tujuh bulan agar bisa memasuki benteng Inca.
Turis bernama Jesse Takayama melakukan permintaan khusus yang diajukan saat terdampar di negara itu akibat virus corona sejak pertengahan Maret. Menurut Menteri Kebudayaan Alejandro Neyra, dia tertahan di kota Aguas Calientes, lereng pegunungan dekat situs tersebut.
“Dia datang ke Peru dengan mimpi bisa masuk. Warga Jepang telah masuk bersama dengan kepala taman kami sehingga dia bisa melakukan ini sebelum kembali ke negaranya," kata Neyra dalam konferensi pers virtual.
Takayama yang sudah memegang tiket masuknya sejak Maret memasuki reruntuhan benteng yang dibangun lebih dari 500 tahun lalu pada Sabtu (10/10). Dia menjadi pengunjung pertama yang dapat leluasa berkeliling dalam tujuh bulan di situs warisan dunia tersebut.
Warga Jepang itu awalnya berencana menghabiskan hanya beberapa hari di Peru untuk melihat Machu Picchu. Namun, dia tertahan karena pembatasan akibat penyebaran virus corona.
“Ini sangat luar biasa! Terima kasih!" kata Takayama dalam video yang direkam di puncak gunung Machu Picchu.
Menteri Neyra mengatakan pada November reruntuhan Machu Picchu akan dibuka kembali untuk wisatawan nasional dan asing, tanpa menyebutkan tanggalnya. Situs tersebut akan mengizinkan wisatawan masuk sebanyak 30 persen dari kapasitas normalnya 675 orang per hari.