REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menyiapkan dana khusus untuk program asuransi pertanian dan perikanan. Program ini digadang-gadang punya target sasaran yang lebih luas dari asuransi serupa yang sudah dijalankan pemerintah. Peran asuransi pertanian dan perikanan sendiri semakin penting lantaran fenomena cuaca La Nina menambah risiko bencana hidrometerologi yang bisa menyebabkan gagal panen.
"Ibu Sri Mulyani sudah jelasin bahwa sekarang sudah dibuat satu fund untuk itu (pertanian dan perikanan). Memang masih difinalisasi, sehingga kalau ada becana asuransi ini bisa membantu," ujar Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangan pers usai rapat terbatas, Selasa (13/10).
Kendati begitu, Luhut tidak menjelaskan mengenai jumlah dana yang disiapkan dan skema penjaringan nasabah. Program asuransi pertanian sebenarnya sudah dijalankan oleh Kementerian Pertanian yang menggandeng PT Jasindo. Produk Asuransi Usata Tani Padi (AUTP) bisa dimanfaatkan petani untuk menghindari kerugian akibat gagal panen.
Kementan mendorong petani untuk mengasuransikan komoditas pertanian yang diproduksi. Asuransi dianggap sebagai salah satu bantalan untuk memitigasi bencana. Penggantian kerugian bisa dilakukan akibat bencana, serangan hama, hingga cuaca akstrem.
Untuk mengikuti AUTP ini, petani bisa bergabung dengan kelompok tani. Melalui kelompok tani, petani akan dibantu mengisi formulai pendaftaran dengan mencantumkan NIK, luas lahan yang diolah, hingga jumlah petak yang diasuransikan.