Selasa 13 Oct 2020 18:05 WIB

Antisipasi Banjir, Satgas Keruk Sedimen Sungai Citarum

Pengerukan sedimentasi dilakukan sebagai antisipasi banjir menjelang musim hujan.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pengerukan Sungai Citarum di Bojongsari, Baleendah, Kabupaten Bandung, Selasa (13/10).
Foto: Republika/Hartifiany Praisra
Pengerukan Sungai Citarum di Bojongsari, Baleendah, Kabupaten Bandung, Selasa (13/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Satuan Tugas Citarum Harum Sektor 6 melakukan pengerukan di Daerah Aliran Sungai Citarum, Bojongsari, Baleendah, Kabupaten Bandung, Selasa (13/10). Pengerukan sedimentasi dilakukan sebagai antisipasi banjir menjelang musim hujan.

Komandan Sektor 6 Satgas Citarum Harum Kolonel Arh Didik Suswandi menyebut pengerukan agar sedimen tidak menghalangi aliran sungai.

"Kami melaksanakan tugas pengerukan sedimen sungai Citarum agar mengembalikan sungai citarum dengan kelebaran dan kedalaman tertentu agar sungai tidak terhambat oleh sedimen," kata Kolonel Arh Didik Suswandi saat ditemui Republika.co.id, Selasa (13/10).

Didik menyebut pengerukan dilakukan sepanjang 2,5 kilometer dengan kedalaman sungai dua sampai tiga meter. Lebar sungai pun menjadi 50 meter dengan setiap sisi ditanami pertiper dan penghijauan di sekitar sungai.

"Hal ini dipersiapkan untuk menghadapi musim hujan yang menyebabkan musibah banjir yang melanda daerah Bojongsoang dan Baleendah sehingga banjir tidak akan separah atau sehebat tahun lalu," kata Didik.

Didik mengakui pengerukan akan terus dilakukan oleh Satgas Citarum Harum setiap harinya. Sehingga sedimen tidak akan mengganggu aliran air di sungai.

Selain itu, masyarakat sekitar bisa memanfaatkan sedimen yang dikeruk untuk digunakan sebagai bahan batu bata atau kebutuhan lainnya. Sementara sedimen yang tersisa ditata di samping sungai dan ditanami oleh pohon dan pertiper.

"Pengerukan sudah jadi tugas pokok Satgas Citarum Harum. Kami melaksanakan tugas ini secara terus-menerus," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement