Selasa 13 Oct 2020 18:53 WIB

Gosok Gigi Gantikan Siwak? Sebagian Ulama Memperbolehkan

Sejumlah ulama berpendapat gosok gigi bisa gantikan siwak.

Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah ulama berpendapat gosok gigi bisa gantikan siwak. Siwak (ilustrasi)
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Sejumlah ulama berpendapat gosok gigi bisa gantikan siwak. Siwak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Bicara soal Siwak mungkin anak-anak sekarang akan bertanya seperti apa siwak itu? Maklum, keberadaan siwak makin menjauh dari lingkungan kita.

Dulu, zaman orang melakukan ibadah haji di antara buah tangan yang diberikan kepada para tamu adalah siwak. Hari ini orang-orang lebih memilih sikat gigi dan pasta gigi, lebih praktis memang. Tetapi apakah sikat gigi sudah memenuhi tujuan dari Siwak? 

Baca Juga

Direktur Aswaja Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin, mengutip penjelasan dalam Kitab At-Tadzhib karya Syekh Mustofa Deeb Albougha dari Damaskus, Suriah. Berikut penjelasan Syekh Mustofa Deeb Albougha: 

ﻭاﻟﺴﻮاﻙ: اﻵﻟﺔ اﻟﺘﻲ ﺗﺪﻟﻚ ﺑﻬﺎ اﻷﺳﻨﺎﻥ، ﻭﻳﻄﻠﻖ ﻋﻠﻰ اﻟﻔﻌﻞ، ﻭﺗﺤﺼﻞ اﻟﺴﻨﺔ ﺑﺎﺳﺘﻌﻤﺎﻝ ﻛﻞ ﺧﺸﻦ ﻳﺰﻳﻞ اﻟﻮﺳﺦ، ﻭﻋﻮﺩ اﻷﺭاﻙ اﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ﺑﺎﻟﺴﻮاﻙ ﺃﻓﻀﻞ   

"Siwak adalah alat untuk menggosok gigi, siwak juga bermakna perbuatan. Siwak sudah diperoleh dengan setiap benda kasar yang dapat menghilangkan kotoran gigi. Dan menggunakan kayu Arok yang sudah dikenal dengan Siwak lebih utama."

“Intinya, sikat dan pasta gigi sudah memenuhi fungsi dan tujuan bersiwak,” ujar Kiai Ma’ruf.  

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاۤءَ لِلّٰهِ وَلَوْ عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ اَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْاَقْرَبِيْنَ ۚ اِنْ يَّكُنْ غَنِيًّا اَوْ فَقِيْرًا فَاللّٰهُ اَوْلٰى بِهِمَاۗ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوٰٓى اَنْ تَعْدِلُوْا ۚ وَاِنْ تَلْوٗٓا اَوْ تُعْرِضُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا
Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan.

(QS. An-Nisa' ayat 135)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement