REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sebuah warung soto di Kepatihan Kulon, Solo, ditutup lantaran pemiliknya dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Petugas kelurahan dan Bhabinsa setempat memasang pengumuman agar warga yang pernah membeli soto di warung tersebut segera melapor ke Puskesmas Purwodiningratan atau Kelurahan Kepatihan Kulon.
Plt Lurah Kepatihan Kulon, Hanang Setiawan, mengatakan, petugas puskesmas didampingi perwakilan kelurahan dan Linmas melakukan tracing dilanjutkan uji usap (swab). Hasil swab keluar pada Sabtu (10/10). Dari empat anggota keluarga, hanya satu orang yang dinyatakan terkofirmasi positif Covid-19 yakni ibu penjual soto.
"Kemarin puskesmas melanjutkan tracing, karena kesulitan melacak tracing berikutnya, puskesmas meminta kami menempel pengumuman di depan warung soto tersebut," terang Hanang kepada wartawan, Selasa (13/10).
Hanang menambahkan, satu keluarga pemilik warung soto tersebut langsung menjalani karantina mandiri setelah dilakukan swab. Kebutuhan pokok keluarga tersebut disuplai oleh Pemkot. Petugas kelurahan rutin memantau kondisi kesehatan keluarga tersebut.
Setelah hasil swab keluar, pada Ahad (11/10) dilakukan penyemprotan disinfektan di warung soto tersebut. Selanjutnya pada Senin (12/10) ditempel pengumuman. "Dari puskesmas kesulitan, karena rata-rata yang membeli soto itu langganan, ada juga pejalan kaki, makanya puskesmas meminta dipasang pengumuman. Tapi sampai sekarang belum ada yang menghubungi," ujarnya.
Awal kasus
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan, kasus warung soto ini berawal ada satu keluarga terdiri dari bapak, ibu dan anak jalani swab ke salah satu laboratorium swasta di Solo. Satu keluarga tersebut dinyatakan reaktif saat rapid test pada 2 Oktober 2020.
Sebelum ke laboratorium, mereka sarapan dulu ke warung soto tersebut. "Hasil swab jadi tanggal 4 Oktober ternyata positif. Laporan kami tracing ada riwayat pernah mampir ke warung soto," ungkap Siti.
Berdasarkan tracing terhadap keluarga penjual soto tersebut tidak pernah berkontak dengan orang lain. Karenanya, DKK melakukan tracing terhadap pembeli dan penyuplai bahan baku serta memasang pengumuman. "Karena sejak tanggal 8 Oktober tutup. Kami kerja sama dengan kelurahan laporan ke puskesmas. Yang jajan termasuk kontak. Sampai sekarang belum ada yang laporan," ucapnya.