Rabu 14 Oct 2020 07:23 WIB

Putra Pejabat tak Lepas dari Hukuman Umar bin Khattab

Keadilan seorang Umar bin Khattab ini sudah selayaknya dicontoh para pemimpin.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Esthi Maharani
Umar bin Khatab
Foto: Mgrol120
Umar bin Khatab

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suatu hari saat Umar bin Khattab sedang duduk, tiba-tiba ada salah seorang penduduk Mesir yang datang seraya berkata kepadanya, "Wahai amirul mu'minin, aku hendak meminta perlindungan kepadamu," katanya.

Umar menjawab, "Ya, aku akan melindungi orang yang butuh perlindungan. Apa masalahmu?" tanya Umar.

"Aku berlomba adu cepat kuda dengan putera Amru bin Ash, lalu aku berhasil mengalahkannya. Namun kemudian ia mencambukku dengan cemetinya seraya berkata, Aku adalah putra dari orang terhormat," jelas orang Mesir tersebut.

Putra Amru bin Ash akhirnya melaporkan kejadian ini kepada ayahnya yang merupakan Gubernur Mesir kala itu. Amru yang khawatir hal ini diketahui Umar bin Khattab menjebloskan warganya ini ke penjara. Namun warga Mesir tadi bisa lepas dari hukuman penjara dan menemui Umar bin Khattab.

Umar yang mendengar cerita tersebut langsung mengirim surat kepada Amru bin Ash yang berisi perintah untuk melaksanakan ibadah haji bersama anaknya pada musim haji nanti. Umar juga meminta warga Mesir tersebut untuk tinggal di Makkah sampai datangnya Amru.

Saat tiba musim haji, Amru bin Ash datang ke Makkah bersama anaknya dan melakukan perintah Umar. Setelah selesai ibadah haji, ketika Amru dan anaknya sedang duduk-duduk bersama, Umar melemparkan cemeti ke warga Mesir tersebut dan memerintahkannya untuk mencambuk anak Amru bin Ash.

"Pukul saja putra orang terhormat itu!" Kata Umar.

Warga Mesir itu langsung mencambuk anak Amru bin Ash sampai orang-orang yang hadir di majelis itu ingin menghentikannya. Setelah puas mencambuk, barulah pria Mesir berhenti melakukan pembalasannya.

Kendati demikian, Umar tetap menyuruh warga tersebut untuk mencambuk. Namun ia menjawab "Wahai amirul mu'minin, sudah cukup kiranya saya membalasnya dan sudah setimpal. Saya pun telah puas," katanya.

Umar lalu berkata "Sekarang pukulkan cemeti itu kepada Amru!" Pria Mesir menjawab, "Wahai amirul mu'minin aku telah memukul orang yang telah memukulku," jawabnya.

"Demi Allah, seandainya engkau benar-benar memukul kepala Amru tentu tidak ada seorang pun yang akan mencegahmu sehingga engkau sendiri yang menghentikannya," kata Umar.

Umar lalu berkata kepada Amru, "Wahai Amru, sejak kapan engkau memperbudak manusia, sedangkan ibu mereka sendiri melahirkannya dalam keadaan bebas merdeka?"

Keadilan seorang Umar bin Khattab ini sudah selayaknya dicontoh para pemimpin. Agar tidak membeda-bedakan aturan dan hukuman, entah bagi orang terpandang, pejabat, keluarga pejabat bahkan keluarga sendiri sekali pun.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement