Rabu 14 Oct 2020 11:47 WIB

Mandiri Syariah Siap Merger, Pastikan Layanan Tetap Optimal

Sinergi bank syariah milik BUMN diharapkan bisa meningkatkan inovasi keuangan syariah

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Mandiri Syariah, Toni EB Subari.
Foto: Dok. Mandiri Syariah
Direktur Mandiri Syariah, Toni EB Subari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) mendukung penuh langkah Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian BUMN dalam menyatukan ketiga bank syariah milik Himbara, yakni PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah. Mandiri Syariah menyatakan kesiapannya bersinergi untuk menciptakan bank syariah yang modern dan inovatif berskala global.

Direktur Utama Mandiri Syariah, Toni EB Subari, mengatakan bahwa sinergi bank syariah milik BUMN ini juga diharapkan akan mampu meningkatkan inovasi ekonomi dan keuangan syariah menjadi lebih modern. Dalam beberapa tahun terakhir, Mandiri Syariah sendiri konsisten melakukan inovasi layanan digital bagi nasabah.

Baca Juga

Bank syariah sudah menerapkan sistem layanan perbankan yang berbeda. Tidak hanya memberikan layanan finansial berbasis syariah, tapi juga solusi kebutuhan sosial dan spiritual yang semakin relevan dengan kondisi yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia.

"Insya Allah, kami optimistis bank syariah nasional yang bersatu dan bersinergi ini akan menciptakan bank syariah yang modern, inovatif, berbasis digital, berskala global," katanya dalam keterangan pers, Rabu (14/10).

Merger diharapkan bisa memberikan manfaat lebih luas, dan lebih besar kepada lebih banyak stakeholders. Pada akhirnya dapat memakmurkan perekonomian Indonesia. Toni menyatakan siap membantu dan menyelesaikan proses merger.

Selama proses integrasi maupun setelah integrasi, ketiga bank syariah dan para pemegang saham menjamin tidak akan ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sedangkan bagi para nasabah, merger ini belum berlaku efektif sehingga tidak akan ada perubahan layanan.

"Nasabah tidak perlu khawatir, kami memastikan layanan dan operasional untuk nasabah pun akan tetap berjalan berdasar pemenuhan kebutuhan nasabah," katanya.

Tidak ada perubahan juga pada operasional bank. Ia menegaskan kebutuhan nasabah tetap menjadi prioritas dan pelayanan akan tetap diberikan secara optimal.

Seperti diketahui anggota Himbara selaku perusahaan induk ketiga bank syariah nasional yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk telah menandatangani Conditional Merger Agreement (CMA) bersama PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah, pada hari Senin (12/10) malam.

Penggabungan ketiga bank syariah milik Himbara tersebut bertujuan agar Indonesia, yang merupakan negara berpopulasi umat muslim terbesar di dunia, mampu memiliki bank syariah terbesar di Tanah Air yang berskala global. Selain itu, penggabungan ini diharapkan semakin meningkatkan potensi ekonomi dan keuangan syariah yang sedang tumbuh positif meski di tengah pandemi.

Secara umum perbankan syariah berpotensi tumbuh dan berkembang ditengah tantangan ekonomi makro dan industri keuangan akibat pandemi. Peluang pertumbuhan ini tercermin dari terjaganya kinerja positif industri perbankan syariah, khususnya Mandiri Syariah, sejak beberapa tahun terakhir.

Hingga akhir Agustus 2020 beberapa indikator kinerja Mandiri Syariah tumbuh positif, sehat dan sustain. Laba bersih tercatat tumbuh 26,58 persen (yoy) menjadi Rp 957 miliar (unaudited), pembiayaan tumbuh hingga 6,18 persen (yoy) menjadi Rp 76,66 triliun.

Pembiayaan segmen ritel tumbuh 12,52 persen menjadi Rp 48,55 triliun seiring strategi fokus yang ditetapkan. Peningkatan laba bersih dan pembiayaan Mandiri Syariah tersebut ditopang pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai 13,17 persen (yoy) menjadi Rp 99,12 triliun.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement