REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan sektor pendidikan adalah alat atau senjata yang paling ampuh untuk mengubah Indonesia menjadi negara yang lebih maju, adil, dan sejahtera. Hal tersebut diungkapkan Sri Mulyani dalam acara Wisuda PKN STAN secara virtual di Jakarta, Rabu (14/10).
"Gunakan ilmu yang diberikan untuk mengubah dunia, mengubah Indonesia agar menjadi negara maju, adil, sejahtera dan memiliki martabat serta peradaban yang tinggi," katanya.
Sri Mulyani menyatakan hal serupa juga pernah dilontarkan oleh tokoh dunia asal Afrika Selatan Nelson Mandela yang menyatakan pendidikan adalah senjata paling powerfull dan sangat mampu mengubah dunia. "Salah satu tokoh dunia dari Afrika Selatan yang merupakan Bapak Rekonsiliasi, Nelson Mandela, beliau berkata education is the most weapon which can use to change the world," ujarnya.
Sri Mulyani menuturkan kepada 3.231 wisudawan dan wisudawati PKN STAN bahwa mereka merupakan orang-orang pilihan yang berhasil merasakan pendidikan tingkat tinggi di Indonesia. Hal itu terjadi karena menurutnya saat ini hanya sebanyak sembilan persen anak-anak di Indonesia yang mampu mengenyam pendidikan hingga ke perguruan tinggi.
"Hanya sembilan persen masyarakat Indonesia yang mampu dan memiliki keberuntungan untuk meneruskan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Jadi, kalian adalah elit sembilan persen,” katanya.
Oleh sebab itu, ia menekankan seluruh masyarakat termasuk wisudawan PKN STAN yang berkesempatan merasakan perguruan tinggi memiliki tanggung jawab besar yaitu mengubah Indonesia menjadi lebih baik. "Artinya, kalian akan dituntut untuk terus membangun dan memperbaiki negara dan bangsa kita," tegasnya.
Ia pun berpesan agar para wisudawan PKN STAN maupun mahasiswa lainnya dapat menggunakan ilmu sebaik-baik dalam rangka membangun Indonesia menjadi maju, adil, sejahtera, dan memiliki memiliki martabat serta peradaban tinggi.
Terlebih lagi, pemerintah telah mengalokasikan sebesar 20 persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per tahun untuk mendukung bidang pendidikan agar mampu mencetak para agen perubahan.
"Kalian diberikan sarana dalam bentuk pendidikan terbaik di Republik Indonesia dan bahkan dalam kalian menuntut ilmu dibayar oleh uang negara. Sekarang kalian akan dituntut untuk menjadi agen perubahan," katanya.