REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) sedang memproses rencana penjualan senjata ke Taiwan. Daftar yang bakal dijual bertambah mencakup pesawat nirawak dan sistem rudal pertahanan pantai.
Dilaporkan laman Aljazirah, penjualan senjata dan peralatan militer canggih ke Taiwan saat ini sedang dibahas di Kongres AS. Menurut beberapa sumber yang mengetahui sidang pada Selasa (13/10), para pejabat mengatakan kepada Kongres bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump turut berencana menjual pesawat nirawak (drone) MQ-9 buatan General Atomics.
Selain itu, AS akan menjual rudal anti-kapal Harpoon berbasis darat buatan Boeing. Rudal jenis itu digunakan sebagai rudal jelajah pertahanan pantai. Salah satu sumber mengatakan sekitar 100 rudal jelajah yang diberitahukan ke Capitol Hill akan menelan biaya dua miliar dolar AS.
Sebelumnya beberapa sumber menyebut senjata yang bakal dijual ke Taiwan antara lain Lockheed Martin-made High Mobility Artillery Rocket System, peluncur roket yang dipasang di truk; rudal serang presisi buatan Boeing Standoff Land Attack Missile-Expanded Response; dan pod sensor eksternal untuk jet F-16 Taiwan.
Seorang sumber menyebut total penjualan senjata dan peralatan milter ke Taiwan bernilai sekitar lima miliar dolar AS. Para pemimpin komite diberi tahu bahwa penjualan senjata yang direncanakan telah disetujui Departemen Luar Negei AS. Namun perwakilan dari Departemen Luar Negeri belum memberikan komentar atau keterangan resmi perihal penjualan tersebut.
Komite Hubungan Luar Negeri Senat dan House of Representatives AS memiliki hak untuk meninjau dan memblokir penjualan senjata di bawah proses peninjauan informal. Artinya hal itu dapat dilakukan sebelum Departemen Luar Negeri AS mengirimkan pemberitahuan resminya ke cabang legislatif.
Pemerintah China berjanji akan merespons keputusan AS menjual senjata kepada Taiwan. Beijing menilai, Washington telah secara serius mencampuri urusan domestiknya.
"AS telah secara serius melanggar prinsip satu-China dan ketentuan dari tiga komunike gabungan China-AS, terutama komunike 17 Agustus, dengan menjual senjata ke Taiwan, secara serius mencampuri urusan dalam negeri China dan merugikan kedaulatan China serta kepentingan keamanan. China dengan tegas menentang ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Zhao Lijian merespons pertanyaan tentang laporan penjualan tiga senjata AS ke Taiwan dalam pengarahan pers pada Selasa (13/10), dikutip laman resmi Kemlu China.
Zhao mendesak AS mematuhi prinsip satu-China dan segera membatalkan semua rencana penjualan senjata ke Taiwan. "China akan membuat reaksi yang sah dan perlu sehubungan dengan perkembangan situasi," ujarnya.
China memandang Taiwan sebagai provinsi yang memberontak dan mengklaim bahwa kepulauan otonom tersebut merupakan bagian dari wilayahnya. Namun, Taiwan enggan tunduk pada klaim tersebut. Selama beberapa pekan terakhir, pesawat-pesawat tempur China meningkatkan aktivitasnya di dekat wilayah udara Taiwan. Taipei telah memandang tindakan itu sebagai bentuk provokasi dan intimidasi.