REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta menyiapkan SDM yang cakap teknologi digital seiring perkembangan zaman. Rencananya, BDI Jakarta akan membuat mini factory dengan mesin-mesin seperti di pabrik sungguhan.
Kepala BDI Jakarta Hendro Kuswanto menyampaikan, seiring perkembangan era industri 4.0, BDI Jakarta menyiapkan SDM industri yang mampu menerapkan teknologi digital. Sebab, pemanfaatan teknologi akan mendorong peningkatan produktivitas di sektor industri serta menciptakan inovasi unggulan.
"Ke depan, kami ingin membuat mini factory yang akan memberikan gambaran alur proses di industri garmen, mulai dari penerimaan bahan baku sampai barang jadi yang siap dipasarkan," kata Hendro di sela-sela kunjungan kerja Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita ke BDI Jakarta, kemarin.
Mini factory tersebut akan berisi mesin-mesin seperti yang digunakan dalam industri garmen. Antara lain, mesin potong otomatis, mesin metal detector, meja sablon, screen sablon, printer sablon, mini border, mesin pres, dan mesin steam sealing.
Di samping itu, BDI Jakarta juga akan mengembangkan fasilitas perpustakaan yang menjadi sarana edukasi untuk menampilkan berbagai macam jenis tekstil dan produk tekstil beserta turunannya. Bahkan, turut menampilkan produk-produk hasil pelatihan yang selama ini telah dilaksanakan oleh BDI Jakarta.
"Yang saat ini sedang berjalan, BDI Jakarta tengah mengaplikasikan smart office pada area kantor dan area asrama. Dengan begitu kami menjadi lebih efisien dan dapat memperkenalkan teknologi yang terintegrasi internet kepada seluruh peserta diklat," ujar dia.
Pencapaian BDI Jakarta pada 2019, telah berhasil mencetak lulusan tenaga kerja industri TPT yang kompeten sebanyak 10.525 peserta yang di tempatkan di berbagai mitra industri garmen. BDI Jakarta pun telah membina wirausaha industri di bidang batik, custom made, dan shibori.
Sejak 2013, BDI Jakarta telah bekerja sama dengan 104 perusahaan tekstil dalam melaksanakan Diklat 3 in 1. Pelaksanaan Diklat 3in1 juga dilakukan dengan menggandeng Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Organisasi Pekerja Garmen Indonesia (OPGI).