Rabu 14 Oct 2020 16:12 WIB

Okupansi Apartemen Transit di Bandung Masih Tinggi

Tempat yang strategis menjadikan apartemen transit ini diminati masyarakat.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Fuji Pratiwi
Apartemen Transit Batujajar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
Foto: http://bp3jb.jabarprov.go.id/
Apartemen Transit Batujajar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Okupansi apartemen transit di Bandung, Jawa Barat masih tinggi. Daftar antrean calon penghuni pun mencapai seratusan keluarga.

 Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Pengelola dan Pelayanan Perumahan Jawa Barat (UPTD P3JB)  Aida Fitriyani mengatakan, saat ini ada 1100 penghuni apartemen transit. Tingkat okupansi empat apartemen transit di Bandung rata-rata mencapai 97,6 persen.

Baca Juga

"Okupansi masih tinggi. Angka 97,6 persen itu kami ambil rata-rata," kata Aida di Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/10).

Empat titik apartemen transit diperuntukan tak hanya buruh. Misalnya, di Ujungberung bisa disewa dan dihuni oleh PNS dan non-PNS. Sementara apartemen transit Batujajar dikhususkan untuk buruh seperti halnya Solokan Jeruk dan Rancaekek. "Angka waiting list-nya juga tinggi," ungkap Aida.

Aida mencatat, daftar antre di Apartemen Transit Batujajar yang memiliki satu menara kembar saat ini sudah mencapai 500 kepala keluarga. Tempat yang strategis menjadikan apartemen transit ini diminati masyarakat. Sementara untuk Ujungberung, pekerja non-PNS dan PNS yang antre untuk masuk kini mencapai 100 kepala keluarga.

UPTD P3JB memastikan minat tinggi kaum buruh dan pekerja menghuni apartemen transit tetap harus memenuhi syarat. Kriteria yang harus dipenuhi antara lain calon penghuni belum memiliki rumah atau tempat tinggal, dari kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang memiliki batas pendapatan tertentu.

Menurut Aida, apartemen transit juga diminati mengingat fasilitas yang didapat oleh penghuni terbilang mumpuni. Dari mulai sarana air bersih dan pengelolaan limbah, fasilitas listrik, sarana ibadah hingga taman bermain.

"Dari minat yang tinggi, artinya jumlah apartemen transit ini belum bisa memenuhi kebutuhan," kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement