Rabu 14 Oct 2020 16:25 WIB

Polisi Selidiki Ancaman Kekerasan Masjid Toronto

Masjid Toronto di Kanada menerima ancaman.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
 Polisi Selidiki Ancaman Kekerasan Masjid Toronto. Foto: Lokasi penikaman yang menewaskan seorang pengurus Masjid IMO di Rexdale Boulevard, Toronto, Kanada.
Foto: CTV News Toronto
Polisi Selidiki Ancaman Kekerasan Masjid Toronto. Foto: Lokasi penikaman yang menewaskan seorang pengurus Masjid IMO di Rexdale Boulevard, Toronto, Kanada.

REPUBLIKA.CO.ID,  TORONTO -- Polisi Toronto menyatakan mereka sedang menyelidiki ancaman yang dilakukan terhadap masjid setempat selama akhir pekan.

Anggota polisi, Const.  Edward Parks mengatakan, petugas dihubungi tentang insiden mencurigakan pada Sabtu (10/10). Dia mengatakan, tidak ada penangkapan yang dilakukan dan tidak ada informasi tersangka yang tersedia saat ini.

Baca Juga

Polisi mengonfirmasi setelah sebuah organisasi Muslim nasional membagikan kutipan dari pesan kekerasan masjid yang diterima pada Sabtu.

Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM) tidak mengidentifikasi masjid tertentu. Hal ini karena khawatir masjid itu akan menjadi sasaran ancaman lebih lanjut.

Dikatakan dalam pesan tersebut termasuk ancaman untuk melakukan hal yang sama di Christchruch. Hal ini mengacu pada serangan terhadap dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, pada Maret 2019 di mana seorang pria bersenjata menewaskan 51 orang.

Ancaman yang dituduhkan datang hanya beberapa hari setelah dewan, di antara kelompok hak asasi manusia lainnya, meminta pemerintah federal untuk membuat rencana untuk membongkar kelompok supremasi kulit putih.

Dewan tersebut mencatat dalam sebuah pernyataan bahwa komunitas Muslim Toronto masih belum pulih dari kematian seorang juru kunci relawan, Mohamed-Aslim Zafis (58 tahun) yang ditikam hingga tewas di luar sebuah masjid Toronto pada bulan lalu. Guilherme "William" Von Neutegem telah didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama dalam kematian Zafis, dan akan kembali ke pengadilan pada 5 November.

Penyidik ​​mengatakan bulan lalu bahwa tidak ada motif atau hubungan yang diketahui antara korban dan tersangka. Namun, Canadian Anti-Hate Network menuduh bahwa akun media sosial dengan nama William Von Neutegem menunjukkan nyanyian dan simbol di YouTube terkait dengan kelompok neo-Nazi yang mendorong pembunuhan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement