REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Ekonomi, Umarsyah, mengapresiasi langkah menggabungkan tiga bank syariah milik negara. Menurutnya, ini merupakan cara yang strategis untuk membuat bank syariah lebih kompetitif.
"Dengan merger ini, bank syariah bisa menjadi lebih kompetitif dan naik kelas, karena selama ini selalu menjadi pemain kedua-ketiga. Langkah ini patut disupport dan diacungi jempol, Erick Thohir sudah mengambil langkah strategis yang cukup bagus," tutur dia kepada Republika, Rabu (14/10).
Menurut Umarsyah, merger bank syariah ini bisa berdampak positif bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah alias UMKM. Sebab dia mengakui bahwa bank syariah selama ini selalu identik dengan UMKM. "Merger ini akan memberikan titik cerah untuk sistem permodalan, maka ini langkah bagus, terutama untuk UMKM," ucap dia.
Umarsyah menerangkan, pemerintah memang telah membuat kebijakan afirmatif yang dirasakan manfaatnya oleh banyak UMKM. Namun itu belum berjalan secara optimal karena sistem permodalan untuk UMKM itu belum terjawab oleh kebijakan afirmatif dari pemerintah pusat.
"Dengan kehadiran bank syariah hasil merger ini menjadi harapan baru. Artinya kebijakan afirmatif pemerintah keapda UMKM akan lebih besar lagi," paparnya.
Bank syariah, lanjut Umarsyah, menerapkan syarat dan ketentuan yang dapat diterima oleh pelaku UMKM. Ini artinya, syarat dan ketentuan tersebut cocok untuk UMKM. "Maka kalau bank syariahnya kuat, maka upaya dan usaha mereka untuk mem-backup UMKM itu akan lebih terasa lagi," katanya.
Proses merger tiga bank syariah anak usaha bank BUMN telah dimulai dengan adanya penandatanganan nota kesepahaman. Realisasi merger tetap dilaksanakan pada 2021 sesuai komitmen Menteri BUMN Erick Thohir. Bank syariah hasil merger dengan skala yang lebih besar akan rampung pada awal 2021.