Rabu 14 Oct 2020 17:11 WIB

150 Guru SD di Cimahi Rapid Test, 1 Orang Reaktif Covid-19

Disdik Bandung menyebut guru yang reaktif Covid-19 telah dibawa ke puskesmas

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Rapid Test (Ilustrasi). Sebanyak 150 orang guru sekolah dasar (SD) kelas 1 di Kota Cimahi menjalani rapid tes yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) jelang kegiatan bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) dan satu orang diantaranya reaktif covid-19. Sekitar 100 guru lainnya akan menjalani rapid tes tersebut.  Kepala Disdik Kota Bandung, Harjono m
Foto: Republika/Prayogi
Rapid Test (Ilustrasi). Sebanyak 150 orang guru sekolah dasar (SD) kelas 1 di Kota Cimahi menjalani rapid tes yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) jelang kegiatan bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) dan satu orang diantaranya reaktif covid-19. Sekitar 100 guru lainnya akan menjalani rapid tes tersebut. Kepala Disdik Kota Bandung, Harjono m

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 150 orang guru sekolah dasar (SD) kelas 1 di Kota Cimahi menjalani rapid tes yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) jelang kegiatan bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) dan satu orang diantaranya reaktif covid-19. Sekitar 100 guru lainnya akan menjalani rapid tes tersebut.

Kepala Disdik Kota Bandung, Harjono mengatakan sebagian guru dari total 250 guru kelas 1 SD yang akan menjalani rapid tes telah di tes dengan hasil satu orang reaktif covid-19. Menurutnya, guru yang reaktif telah dibawa ke puskesmas di Kecamatan Cimahi Utara untuk menjalani uji usap.

"Peserta guru 250 orang, sekitar 150 orang di rapid dan 1 orang reaktif," ujarnya, Rabu (14/10). Menurutnya, bagi guru yang dinyatakan positif covid-19 berdasarkan hasil uji usap maka akan dilakukan isolasi mandiri atau dirawat. 

Ia mengatakan, rapid tes dilakukan kepada guru SD kelas 1 di sekolah swasta atau negeri yang rata-rata terdiri dari 2 atau 3 orang guru. Menurutnya, jumlah total SD negeri dan swasta di Kota Cimahi sebanyak 115 sekolah.

"Total target 250 guru. Ibu guru dan bapak guru yang hari ini di rapiď kelas 1 yang akan ditugaskan mendampingi para siswa dalam kegiatan bulan imunisasi anak sekolah. Rencananya bias akan dilaksanakan awal bulan Februari ini sudah ditunda dua kali," katanya.

Ia mengatakan, bulan imunisasi anak sekolah direncanakan digelar pada September lalu. Namun, hasil uji usap yang dilakukan kepada 500 orang guru terdapat 19 orang yang positif covid-19 sehingga kegiatan terlebih dahulu ditunda.

Selanjutnya, menurutnya rencana kegiatan akan dilaksanakan Oktober namun pada bulan tersebut terjadi peningkatan kasus covid-19. Ia pun berharap pelaksanaan bulan imunisasi anak sekolah dapat terealisasi dan tidak dilewatkan oleh para siswa. "Imunisasinya disentri dan tetanus," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement