REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan pada Selasa (13/10) bahwa Belanda harus kembali ke "lockdown sebagian", termasuk penutupan bar dan restoran, saat negara itu berjuang untuk mengendalikan virus corona di salah satu titik panas utama Eropa.
"Hari ini kami mengumumkan langkah-langkah baru dan berbobot dan pada kenyataannya kami akan menutup sebagian," kata Rutte dalam konferensi pers yang disiarkan televisi secara nasional. Ia mengumumkan bahwa bar dan restoran akan ditutup kecuali penjualan makanan atau minuman untuk dibawa pulang atau dikirim. Penjualan alkohol di malam hari juga akan dilarang.
Rutte mengatakan bahwa tindakan tersebut akan mulai berlaku pada Rabu untuk jangka waktu dua minggu. Pemerintah juga mewajibkan penggunaan masker kain bagi orang yang berusia 13 tahun ke atas di dalam ruangan. Pertemuan lebih dari 30 orang dilarang secara nasional.
Jumlah kasus di Belanda telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir ke rekor harian hampir 7.400 pada Selasa (13/10). Belanda memiliki salah satu tingkat infeksi per kapita tertinggi di seluruh dunia.
Pemerintah enggan menerapkan kembali pembatasan yang lebih keras yang dapat merusak pemulihan ekonomi yang rapuh, tetapi Rutte mendapat tekanan dari para ahli kesehatan untuk mengambil tindakan guna menghindari kelebihan beban pada sistem perawatan kesehatan. Sementara, banyak negara-negara tetangga Belanda di Eropa memberlakukan pembatasan wajib.
Belanda sebagian besar berpegang pada pedoman sukarela, termasuk tentang pemakaian masker dan perjalanan. Dalam tindakan lain yang diumumkan pada Selasa, olahraga tim untuk orang yang berusia di atas 18 tahun akan dihentikan, menggunakan transportasi umum terbatas hanya untuk perjalanan penting, dan pertemuan di rumah dibatasi hingga tiga orang per rumah tangga.