REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Para tokoh masyarakat Kabupaten Boyolali terus menggencarkan kegiatan sosialisasi disiplin protokol kesehatan yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun (3M) untuk mencegah penyebaran Covid-19 di wilayahnya.
"Saya bertemu dengan para tokoh masyarakat di Kecamatan Mojosongo Boyolali, untuk memberikan edukasi warga di lingkungannya, soal disiplin protokol kesehatan dengan 3M agar penyebaran COVID-19 bisa ditekan," kata sesepuh PDIP Boyolali Seno Kusumoarjo, saat acara silaturahmi dengan para tokoh masyarakat Kecamatan Mojosongo, di Boyolali, Rabu (14/10).
Seno Kusumoarjo menegaskan acara silaturahmi tersebut permohonan dan inisiatifnya, bukan acara partai atau Badan Pemenang Pemilu, dan tidak ada sangkut-pautnya dengan pemenangan pasangan calon yang diusung PDIP. Namun, acara ini, murni silaturahmi para tokoh atau orang-orang yang dituakan di wilayah Kecamatan Mojosongo Boyolali.
"Kami tidak membicarakan soal kemenangan Pilkada Boyolali, tetapi kami bersama para tokoh masyarakat di Boyolali terus menerus tidak ada rasa bosan pada masa pandemi Covid-19, untuk mengedukasi warga di sekitar agar Covid-19 mampu ditekan penyebarannya," kata Seno Kusumoarjo.
Selain itu, Pemerintah Pusat juga sudah mengambil kebijakan yang teruji dan efektif pertama selalu pakai masker. Pakai masker itu, tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga orang lain dari penyebaran virus.
"Masker sudah menjadi budaya kami, maka penyebaran Covid-19 akan semakin menurun. Bukan khayalan jika nanti di Boyolali menjadi zero Covid-19, jika masyarakat memahami semuanya," kata Seno.
Boyolali awalnya masih zero Covid-19, sedangkan daerah lain sudah heboh soal penyebaran virusnya. Pasien 01 Covid-19 di Boyolali kebetulan seorang pelayaran yang datang ke kampung, dan sejak itu, ada warga yang terjangkit.
Kendati demikian, Boyolali sekarang sudah mulai melandai kasus penularan, dan perkembangan data terkini, jumlah warga yang terkonfimasi positif Covid-19, ada 190 kasus yang terdiri dari pasien dirawat di rumah sakit 124 kasus dan isolasi mandiri 66 kasus.
Selain itu, Seno juga meminta kepada tokoh masyarakat atau kepala desa di lingkungannya masing-masing agar selalu memantaunya kondisi warganya jika ada gejala langsung dilaporkan ke Puskesmas atau Satgas Covid-19, agar ditidaklanjuti.
"Kami tidak ingin kejadian di Desa Pulutan Nogosari pada pekan sebelumnya, terulang lagi. Salah satu warganya yang positif Covid-19, dibiarkan kegiatan sehari-hari, sehingga menimbulkan klaster keluarga hingga 9 orang positif. Hal ini, jangan sampai terulang lagi," katanya.