REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Massa buruh yang melaksanakan aksi tolak Omnibus Law UU Ciptaker, tertahan di Monas hingga usai. Alhasil, massa gabungan dari Persaudaraan pekerja Muslim Indonesia (PPMI) dan Federasi Serikat Pekerja Aneka Sektor Indonesia (FSPASI) terpaksa membubarkan diri Rabu (14/10) sore. Hanya saja, mereka akan memaketkan bebek ke istana yang sebelumnya dibawa saat aksi.
"Kita tertahan di sini. Tak bisa ke target kita Istana dan DPR. Apa kita akan berhenti disini? Tidak, kita akan terus berlanjut hingga pencabutan UU Omnibus Law terjadi," ujar salah satu koordinator FSPASI di mobil komando, Rabu (14/1).
Dikatakannya, aksi yang digelar dengan niat baik itu hanya ingin menyampaikan aspirasi ke depan Istana dan DPR RI. Meski tak sampai, massa aksi itu menggelar unjuk rasa secara damai, dan membubarkan diri sekitar 17.30 WIB dengan tertib.
"Tujuan kita baik. Kemarin Pak Presiden juga berkunjung ke Kalimantan hanya untuk melihat peternakan bebek," tambahnya
Menurut dia, dalam aksi yang digelar itu pihaknya mengaku sudah mengetahui jika tidak akan diterima. Karena itu, pihaknya membawa tiga ekor bebek agar menarik perhatian presiden yang lebih ia klaim lebih penting.
"Tapi sepertinya tidak ada perwakilan yang mau menerima bebek. Tak apa, kita akan paketkan ke istana," tambahnya.
Oleh sebab itu, pihaknya juga mengaku akan melakukan aksi lagi ke depannya. Pihaknya juga mengajak setiap elemen untuk ikut serta.
"Kita akan aksi lagi. Karena aturan itu, hanya menyejahterakan pemodal, bukan buruh." ungkap dia.