REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro berharap vaksin Merah Putih dapat mengisi kebutuhan vaksin jangka menengah dan panjang bagi masyarakat Indonesia. "Karena memang sebagian vaksin ini belum akan siap akhir tahun dan awal tahun depan," kata Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang dalam seminar virtual Vaksin Merah Putih: Tantangan dan Harapan, di Jakarta, Rabu (14/10).
Jika sudah ada vaksin Covid-19 lain dari luar yang sudah terbukti dan sudah mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) maka tentunya vaksin itu akan dipakai di tahap awal. Namun pada pertengahan tahun atau triwulan III 2021, menristek berharap sudah mulai ada produksi dari vaksin Merah Putih.
"Tentunya kami juga meminta dukungan Bio Farma agar bisa melakukan hilirisasi dan produksi massal dari vaksin tersebut," ujar Menristek Bambang.
Indonesia yang mempunyai jumlah penduduk terbesar keempat di dunia akan membutuhkan vaksin Covid-19 dalam jumlah besar. Karena itu, pemerintah Indonesia berupaya memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri baik dengan membuat sendiri dengan menciptakan vaksin Merah Putih maupun dengan kolaborasi dengan pihak luar.
Saat ini, Kementerian Riset dan Teknologi juga sedang menjajaki beberapa perusahaan swasta. Perusahan-perusahaan itu ternyata sebenarnya mempunyai kemampuan dan kapasitas produksi, tetapi mereka belum punya pengalaman seperti Bio Farma yang sudah 100 tahun lebih bergerak dalam produksi vaksin.
"Swasta ini mereka punya fasilitasnya punya teknologinya tapi tetapexperience (pengalaman) itu sangat penting apalagi kalau sudah menyangkut uji klinis," tuturnya.