REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan gelandang Irlandia Jason McAteer membuka persaingan sengitnya dengan Roy Keane. Ia mengakui pernah ingin mencederai rekan setim internasionalnya itu dalam pertandingan.
Namun mantan pemain Liverpool, Blackburn dan Bolton itu mengungkapkan tidak ada cinta yang hilang di antara keduanya, yang sering bentrok di lapangan selama pertandingan papan atas.
Keane sosok yang sangat kontroversial saat masih bermain membela Manchester United. Ia merupakan tipe gelandang tanpa basa-basi selama karier bermainnya. Setelah pensiun, sikapnya tak berubah. Keane sama brutalnya di studio televisi saat mengomentari pertandingan.
"Kadang-kadang Anda bermain melawan sesama (rekan senegara), seperti di Leeds, saya akan bermain melawan Ian Harte. Saya tidak pernah berpikir saya ingin menghancurkannya," kata McAteer dikutip dari Daily Mail, Rabu (14/10).
"Dia di kiri, saya di kanan, selalu ada pertempuran. Tapi itu adil, kami akan berpelukan di awal dan berpelukan di akhir," tambahnya.
Namun dengan Keane berbeda. McAteer mengaku selalu ada keinginan untuk menyakitinya. Tidak ada kata-kata apalagi jabat tangan di akhir pertandingan. "Begitulah adanya," ujarnya.
Pasangan itu berselisih setelah Keane meninggalkan Piala Dunia 2002 dengan memalukan setelah omelan kasar kepada pelatih Mick McCarthy.
Gelandang Manchester United saat itu tidak senang dengan fasilitas pelatihan Republik Irlandia di Saipan dan melampiaskan rasa frustrasinya pada pelatih setelah dihadapkan pada wawancara dengan Irish Times.
McAteer, yang merupakan bagian dari skuat Irlandia yang akhirnya tersingkir oleh Spanyol di babak 16 besar, mengatakan Keane tidak bisa memaksakan dirinya di turnamen itu.
"Saya cukup sedih tentang itu. Saya akan sangat jujur. Saya benar-benar sedih karena dia melewatkan kompetisi itu," katanya.
"Dia bisa dibilang gelandang terbaik di dunia saat itu dan dia pergi ke turnamen yang sebenarnya terbuka lebar," tambahnya.
Menurutnya, jika saja Keane terlibat mungkin Irlandia bisa melangkah lebih jauh. Pasalnya saat itu mereka tersingkir karena penalti oleh Spanyol. Namun, dia memahami bahwa Keane adalah tipikal pemain yang akan mempertahankan keputusannya.