Kamis 15 Oct 2020 11:21 WIB

IDI: Dokter yang Gugur Akibat Covid-19 Bertambah Jadi 136

Kematian dokter dan nakes akibat Covid-19 masih terjadi dan semakin mengkhawatirkan.

Sejumlah dokter bersama tenaga medis lainnya berdoa setelah melaksanakan shalat jenazah sesama rekan medis yang meninggal positif COVID-19 (ilustrasi)
Foto: Antara/Ampelsa
Sejumlah dokter bersama tenaga medis lainnya berdoa setelah melaksanakan shalat jenazah sesama rekan medis yang meninggal positif COVID-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah dokter yang gugur akibat Covid-19 bertambah menjadi total 136 orang menurut data terkini Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Menurut siaran pers IDI yang diterima di Jakarta, Kamis (15/10), dalam sepekan terakhir ada empat dokter yang meninggal dunia akibat infeksi SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19.

IDI menyebutkan, dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19 terdiri atas 69 dokter umum termasuk empat guru besar. Kemudian ada 63 dokter spesialis termasuk di antaranya lima guru besar, serta dua residen atau dokter spesialis yang sedang menjalani tugas penempatan.

Baca Juga

Dokter-dokter yang meninggal dunia akibat infeksi virus corona tercatat berasal dari Jawa Timur (32), Sumatra Utara (23), DKI Jakarta(19), Jawa Barat (12), Jawa Tengah (9), Sulawesi Selatan (6), Bali (5), Sumatra Selatan (4), Kalimantan Selatan (4), Aceh (4), Kalimantan Timur (3), Riau (4), Kepulauan Riau (2), Yogyakarta (2), Nusa Tenggara Barat (2), Sulawesi Utara (2), Banten (2), dan Papua Barat (1).

Wakil Ketua Tim Mitigasi PB IDI Dr Ari Kusuma Januarto, SpOG(K) mengatakan, kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan akibat Covid-19 masih terjadi dan semakin mengkhawatirkan. "Harus ada kerja sama menyeluruh baik dari pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan sehingga para tenaga medis dan tenaga kesehatan dapat melanjutkan pekerjaan penting mereka tanpa mempertaruhkan nyawa mereka sendiri," katanya.

Tidak hanya masyarakat, namun kami juga menginginkan pandemi ini cepat berlalu. Situasi ini tidak akan pernah selesai apabila tidak ada kerja sama penuh dari masyarakat sebagai garda terdepan," ia menambahkan.

Ketua Tim Pedoman dan Protokol Kesehatan Tim Mitigasi PB IDI Dr dr Eka Ginanjar, SpPD-KKV mengemukakan bahwa masih banyak warga yang setengah hati dalam menjalankan protokol kesehatan.

Menurut dia, hal itu terlihat dari dari banyaknya orang yang belum memakai masker secara benar, berkumpul tanpa mengenakan masker, jarang mencuci tangan, serta abai berganti pakaian setelah beraktivitas di luar rumah. Ia menekankan pentingnya kepatuhan menjalankan protokol kesehatan untuk menghindari risiko penularan virus dariorang yang terserang Covid-19 tetapi tidak mengalami gejala atau hanya mengalami gejala ringan.

"Orang yang merasa baik-baik saja padahal sebenarnya membawa virus ini biasanya belum pernah melakukan testing Covid-19, kemudian melakukan aktivitas di luar rumah dengan mengabaikan protokol kesehatan, dan lalu menularkannya pada orang lain yang rentan," katanya.

Eka mengimbau orang yang mengalami gejala seperti flu walaupun hanya ringan jangan meremehkan hal ini. Dia mengatakan, sebaiknya hindari keluar rumah ataupun berkumpul dan segera lakukan testing. "Dalam banyak hal, orang-orang masih sulit mempercayai keberadaan Covid-19 saat ini," kata Eka.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement