REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ambulans milik Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) disebut-sebut ditembak dengan gas air mata oleh polisi saat demo penolakan UU Ciptaker dua hari lalu. Video ambulans yang kabur saat diserang polisi dengan menggunakan gas air mata tersebut menjadi viral.
Menanggapi informasi tersebut, MDMC membantah ambulans yang viral karena ditembaki gas air mata oleh pihak kepolisian bukan miliknya. Pimpinan Pusat Muhammadiyah juga memberikan keterangan bahwa ambulans tersebut bukan milik MDMC.
"Bahwa ambulans yang ditembak dengan gas air mata bukan milik MDMC dan Rumah Sakit Muhammadiyah," kata Sekretaris Umum (Sekum) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Abdul Mu'ti melalui pesan tertulis kepada Republika, Kamis (15/10).
Prof Mu'ti menjelaskan, ambulans tersebut milik atau dioperasikan oleh lembaga Tim Rescue Ambulans Indonesia (TRAI). Ambulans tersebut bukan milik MDMC Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Sebelumnya, viral video ambulans diserang polisi menggunakan gas air mata saat demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja. Ambulans tersebut mundur untuk menghindari serangan polisi kemudian kabur. Beberapa warga merekam kejadian tersebut hingga videonya viral di dunia maya.