REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Lembaga advokasi Stockholm Center for Freedom (SCF) merilis sejumlah foto mantan Wakil Komisaris Polisi Turki, Mustafa Kabakçıoğlu yang meninggal dalam penjara 29 Agustus lalu. Rabu (15/10) media Turki, Bold Medya melaporkan foto-foto SCF memperlihat kondisi penjara yang tidak manusiawi.
Dalam foto yang dirilis SCF, tampak tubuh tak bernyawa Kabakçıoğlu duduk di sebuah kursi plastik. Kepalanya terkulai ke belakang dan kukunya membiru.
Dalam foto-foto tersebut terlihat sel karantina penjara yang lembab dan kotor. Selain itu terlihat ada kotoran di baju yang dikenakan Kabakçıoğlu. Hal itu menunjukkan, Kabakçıoğlu menggunakan tempat sampah sebagai meja makan. Ia juga tidak memakan makanan terakhirnya, sebab dalam foto-foto itu terlihat makanan yang tidak tersentuh.
Selama menjalani hukuman di Penjara Tertutup, Gümüşhane E, Kabakçıoğlu dilaporkan mengalami berbagai masalah kesehatan. Ia menderita penyakit asma dan diabetes. Fasilitas dan lingkungan penjara yang buruk juga membuatnya kehilangan berat badan hingga 40 kilogram.
Sejak 20 Agustus lalu Kabakçıoğlu yang ditangkap karena dituduh terlibat dalam Gerakan Gulen mengalami batuk kering. Ia pun dimasukkan ke dalam sel isolasi karena diduga terinfeksi Covid-19. Di dalam sel isolasi itu, ia sendirian selama sembilan hari berikutnya.
Ia diklaim meninggal di dalam selnya setelah mengalami batuk parah berkepanjangan hingga pagi. Tetapi hasil tes Covid-19 yang keluar pasca-kematiannya menunjukkan hasil negatif. Hal itu menimbulkan keraguan mengenai penyebab kematiannya. Keluarganya mengatakan mereka ragu Kabakçıoğlu meninggal di kursi tersebut, apalagi dia bisa menekan tombol darurat meminta bantuan.
Foto-foto yang lain juga menunjukkan pejabat yang sebelumnya sangat disegani itu hanya tidur di sebuah 'kasur tipis' di sebelah tangga. Petugas penjara mengatakan Kabakçıoğlu pernah jatuh dari tangga setelah dia kehilangan kesadaran, sehingga lebih nyaman tidur di situ.
Kabakçıoğlu merupakan perwira polisi yang dihormati di negaranya dan menerima banyak penghargaan. Karena diduga anggota gerakan Gulen yang pemerintah Turki anggap dalang kudeta tahun 2016, ia ditangkap pada Juli 2016 dan diberhentikan dari pekerjaannya pada September 2016.
Kabakçıoğlu dijatuhi hukuman tujuh tahun, enam bulan penjara. Di pengadilan sumbangan yang ia berikan untuk organisasi amal Gulen, kesaksian saksi yang mengklaim dia pergi ke pertemuan Gulen, dan aplikasi ByLock yang dipasang di teleponnya disajikan sebagai bukti.
ByLock adalah aplikasi kirim pesan terenkripsi yang tersedia di App Store Apple dan Google Play. Tetapi pihak berwenang Turki mengklaim ByLock alat komunikasi yang secara eksklusif digunakan oleh anggota gerakan Gulen untuk memastikan privasi percakapan mereka.
Di kamarnya juga ditemukan petisi yang ditulis Kabakçıoğlu untuk dokter penjara dua hari sebelum kematiannya. Dalam petisi tersebut ia mengatakan meskipun sudah minum obat yang diresepkan, dia tidak merasa lebih baik. Dia menambahkan mengalami pembengkakan di mulut dan kakinya serta kesulitan berbicara dan berjalan.
Keluarga Kabakçıoğlu yang meyakini penyebab kematiannya bukan Covid-19. Mereka mengadukan hal itu ke Kantor Kepala Kejaksaan Umum Gümüşhane menuntut agar pihak yang bertanggung jawab atas kematian Kabakçıoğlu agar ditemukan dan dihukum.
Bold Medya melaporkan terjadi peningkatan jumlah kematian yang mencurigakan di Turki, kebanyakan terjadi di penjara dan pusat penahanan, di mana penyiksaan dan perlakuan buruk dilakukan secara rutin. Dalam sebagian besar kasus, tanpa investigasi independen yang efektif, pihak berwenang mengklasifikasikan kematian ini sebagai bunuh diri. Kematian yang mencurigakan juga telah terjadi di luar tembok penjara di tengah tekanan psikologis dan ancaman pemenjaraan dan penyiksaan, kadang-kadang setelah pembebasan tersangka atau sebelum penahanan mereka.
Jumlah sebenarnya kematian selama keadaan darurat yang diumumkan di Turki pada Juli 2016 masih belum diketahui. Menurut daftar SCF's Suspicious Deaths And Suicides In Turkey, ada hampir 200 kematian mencurigakan yang terjadi di penjara dan pusat penahanan Turki.