REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ridwan Kamil menyatakan, tingkat kebencanaan di Provinsi Jawa Barat, sangat tinggi. Dia menyebit, hampir 1.500 sampai 2.000 bencana terjadi di sejumlah daerah di Jabar setiap tahun.
"Kalau dibagi 365 hari itu, kaya makan obat sehari tiga kali. Dan mayoritas kebencanaan di Jawa Barat berkaitan dengan hidrologis urusan air," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Kamis (15/10).
Apalagi, kata dia, menghadapi La Nina tahun ini masyarakat Jabar harus waspada karena bencana bisa meningkat. "Apalagi La Nina, maka intensitas kewaspadaan kita Insya Allah lebih meningkat jadi yang terjadi di Tasik itu itu mewakili apa yang sedang dan akan terjadi sampai Desember," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya sudah mengirimkan himbauan arahan ke wali kota dan bupati agar posisinya siaga 1 menginformasikan. "Yang bantaran sungai, yang kadang-kadang ada cuaca dari BMKG, yang kira-kira ada potensi, agar diterjemahkan sebagai kesiagaan," katanya.
Emil menjelaskan, bencana di Jabar memang berkaitan dengan hidrologis atau urusan air. Yakni, daerah tengah ke utara yang datar banjir, daerah tengah ke selatan longsor. Tapi, semuanya sumbernya air.
Oleh karena itu, kata dia, salah satu respons Jawa Barat tahun ini berhasil melahirkan cetak biru namanya Jabar tangguh provinsi tangguh bencana yang bahasa Inggrisnya West Java Resilience Province. "Di dalamnya itu mengandung persiapan-persiapan anggaran edukasi kepada anak sekolah sampai orang dewasa kesiapsiagaan kedaruratan jaringan dan lain-lain," katanya.