Kamis 15 Oct 2020 17:17 WIB

Satgas Fokus Penanganan Covid-19 di Jateng, Papua, dan Bali

Kasus aktif dan sembuh cenderung menurun di seluruh provinsi kecuali Jateng dan Papua

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Nur Aini
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito
Foto: istimewa
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyoroti tiga daerah yang kini menjadi fokus utama pemerintah dalam mengendalikan kasus Covid-19. Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid 19 Wiku Adisasmito menyebut, ketiga daerah tersebut yakni Jawa Tengah, Papua, dan Bali.

“Kami perlu memberikan perhatian lebih pada Jawa Tengah, Papua, dan Bali,” kata Wiku saat konferensi pers, Kamis (15/10).

Baca Juga

Ia mengatakan, perkembangan penanganan kasus Covid-19 di 10 provinsi prioritas berbeda-beda, baik dari kasus aktif, kasus sembuh, maupun kasus meninggal. Namun, kasus aktif dan kasus sembuh cenderung mengalami penurunan pada seluruh provinsi kecuali di Jawa Tengah dan Papua.

Sedangkan, persentase kematian di seluruh provinsi cenderung stagnan dan sejumlah provinsi mengalami penurunan persentase pada pekan terakhir. “Hanya provinsi Bali yang mengalami kenaikan persentase kematian selama dua minggu terakhir,” ujarnya.

Wiku kemudian menjelaskan lebih rinci terkait perkembangan kasus di tiga daerah tersebut. Di Jawa Tengah terjadi peningkatan kasus aktif dari 22,49 persen pada 27 September, kemudian meningkat menjadi 23,17 persen pada 4 Oktober. Angka itu kembali meningkat pada 11 Oktober yang sebesar 23,94 persen.

Menurut Wiku, peningkatan kasus aktif di Jawa Tengah ini terjadi karena pemerintah daerah tengah menggencarkan pemeriksaan Covid-19. Sehingga, terjadi peningkatan kasus konfirmasi Covid-19 dalam dua pekan terakhir.

Sementara untuk kasus kesembuhan, Jawa Tengah tercatat mengalami penurunan. Wiku pun meminta Pemprov Jawa Tengah agar meningkatkan pelayanan kesehatan dan memperhatikan kecepatan serta kualitas penanganan pasien Covid-19, khususnya pada pasien gejala sedang, berat, dan kelompok rentan.

Lebih lanjut, di Papua juga terjadi peningkatan signifikan kasus aktif. Pada 27 September, kasus aktif tercatat sebesar 35,7 persen kemudian meningkat menjadi 39,42 persen pada 4 Oktober. Dan pada 11 Oktober, kembali meningkat menjadi 43,35 persen.

“Pada evaluasi dua pekan sebelumnya, Papua juga mengalami peningkatan kasus aktif. Ini artinya kasus aktif di Papua ini meningkat persentasenya selama empat minggu berturut-turut,” ujarnya.

Pada persentase kesembuhan di Papua juga mengalami penurunan yang signifikan dalam dua pekan terakhir. Pada 27 September, persentase kesembuhan di Papua sebesar 62,8 persen dan kemudian menurun pada 4 Oktober menjadi 59,06 persen. Angka itu terus menurun hingga pada 11 Oktober menjadi 55,21 persen.

Wiku mengatakan, peningkatan kasus aktif dan penurunan kesembuhan disebabkan oleh transmisi lokal dan kurangnya pelaksanaan tracing, testing, dan treatment. Selain itu, kata dia, banyak warga yang datang ke rumah sakit dengan gejala berat.

“Hal ini menyebabkan pasien menjadi kurang efektif dan menurunkan kemungkinan pasien tersebut untuk sembuh,” ujar dia.

Karena itu, Satgas pun meminta agar pemerintah daerah di Papua menegakkan pelaksanaan disiplin protokol kesehatan serta memasifkan upaya tracing, testing, dan treatment. Sementara itu, persentase kematian di Bali tercatat terus mengalami peningkatan selama dua pekan terakhir. Pada 27 September, angka kematian di Bali sebesar 2,97 persen dan meningkat pada 4 Oktober menjadi 3,11 persen. Angka persentase itu terus meningkat pada 11 Oktober menjadi 3,17 persen.

“Peningkatan kualitas rumah sakit rujukan dan ditambahnya fasilitas isolasi mandiri ataupun rumah sakit darurat, ini perlu dilakukan untuk dapat membantu menekan angka kematian,” kata Wiku.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement