Kamis 15 Oct 2020 19:59 WIB

1.000 Ha Lahan Pertanian di Karanganyar Bakal Dikorporasi

Model pertanian korporasi diharapkan tingkatkan keuntungan petani

Rep: Binti Sholikah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meninjau penggilingan padi atau Rice Milling Unit (RMU) Korporasi Petani Koperasi Serba Usaha (KSU) Citra Kinaraya di Desa Mlantiharjo, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak, Kamis (15/10/2020).
Foto: Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meninjau penggilingan padi atau Rice Milling Unit (RMU) Korporasi Petani Koperasi Serba Usaha (KSU) Citra Kinaraya di Desa Mlantiharjo, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak, Kamis (15/10/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengunjungi lahan pertanian terintegrasi milik salah satu warga di Dukuh Kanilan, Desa Kranggan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Kamis (15/10). Dari hasil kunjungan tersebut, Kementan dan Pemkab Karanganyar sepakat untuk mengkorporasi per 1.000 hektare (haperta) lahan pertanian kemudian mengintervensi dari hulu ke hilir.

Model pertanian modern berbasis korporasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan keuntungan (margin) bagi para petani. Dalam praktiknya, para petani akan mendapatkan pendampingan mulai hulu sampai hilir.

"Saya bersama Pak Bupati melihat akselerasi ketahanan pangan dan pertanian yang dilakukan di Karanganyar. Dari apa yang ada, kami sepakat untuk mengkorporasi per 1.000 hektare kemudian mengintervensi dari hulu ke hilir. Konsepsinya dibantu Gubernur, Dirjen dan Eselon I untuk membuat business plan dan perencanaan dari hulu ke hilir," terangnya kepada wartawan seusai kunjungan.

Dia menjelaskan, pendampingan dari hulu ke hilir itu antara lain pengolahan harus dengan mekanisasi tanpa mengabaikan kekuatan petani yang ada di masyarakat setempat. Para petani sudah diintervensi dengan pengenalan terhadap teknologi.