REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Manajemen Juventus baru saja merilis laporan keuangan untuk musim kompetisi 2019/2020 lalu. Dalam pernyataanya, Juventus mengalami kerugian sekitar 89,7 juta euro atau setara Rp 1,5 triliun.
Kampiun Serie A musim lalu baru saja merilis pernyataan yang mengungkapkan Rapat Pemegang Saham yang berbeda pada 2020, tanpa partisipasi fisik demi keamanan kesehatan terkait pandemi virus Covid-19.
"Rapat umum pemegang saham Juventus FC bertemu di Turin hari ini dengan dilakukan secara eksklusif melalui perwakilan yang ditunjuk," demikian pernyataan resmi klub dikutip Football Italia, Kamis (15/10).
Tak bisa dipungkiri, musim lalu benar-benar menjadi fase yang sulit bagi semua klub sepak bola peserta Serie A, termasuk Juventus. Akibat pandemi Covid-19 yang sangat masif di Italia, aktivitas bisnis sepak bola sempat terhenti total selama empat bulan.
Akibat situasi yang tidak menentu telah membuat Juventus kehilangan 89,7 juta euro. Jumlah itu termasuk kerugian 39,9 juta euro yang berasal dari musim 2018/2019.
Manajemen klub asal Turin tersebut tidak bisa berbuat banyak karena peraturan pemerintah mengharuskan semua orang tinggal di rumah selama berbulan-bulan.
"Rapat Pemegang Saham menyetujui laporan keuangan pada 30 Juni 2020, yang ditutup dengan kerugian 89,7 juta euro (39,9 juta euro di antaranya mengacu pada tahun keuangan 2018/2019)," sambung pernyataan itu.
Di tengah keterbatasan, Juventus diuntungkan dengan kebijakan pengurangan gaji yang mendapatkan restu Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), dan Lega Calcio. Tanpa pemasukan, Juventus otomatis harus mengurangi pengeluaran rutin.
Pada aktivitas transfer musim panas lalu, manajemen Nyonya Tua juga tak melakukan banyak manuver untuk mendapatkan tanda tangan pemain. Bianconeri bahkan mempekerjakan Andrea Pirlo sebagai pelatih, menggantikan Maurizio Sarri yang memiliki gaji cukup besar.