REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengajak perguruan tinggi salah satunya Universitas Prasetiya Mulya untuk merancang disain pengembangan start up untuk anak muda dan mahasiswa.
Menteri Teten Masduki dalam acara Diskusi Publik bertema Bangun UMKM di Tengah Multikrisis yang digelar atas kerja sama Universitas Prasetiya Mulya, Ikaprama, dan Kata Data secara daring, Kamis (15/10), Jakarta.
MenkopUKM mengatakan pentingnya untuk menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi. Salah satunya untuk membuat disain pengembangan start up anak muda yang telah mendapat bekal pendidikan cukup dan memiliki potensi usaha untuk naik kelas.
“Saat ini UMKM memikul beban berat yang mengharuskan penciptaan lapangan kerja lebih banyak akibat pandemi sehingga penting menyiapkan UMKM unggul dengan produk dan model bisnis yang lebih kreatif dan inovatif,” kata Teten.
Terlebih saat ini ekspor UMKM Indonesia di tengah pandemi kinerjanya menurun drastis atau tinggal 14 persen. “Maka penting untuk mendorong dan membangun UMKM yang lebih unggul dan untuk itu kita harus memberikan perhatian lebih ke UMKM ‘high tech’ yang banyak digeluti kalangan anak muda yang memiliki banyak potensi,” kata Teten.
KemenkopUKM, kata Teten, juga akan memfokuskan pendampingan dan pemberdayaan dalam dua pendekatan. Pendekatan pertama pemberian bantuan sosial dan modal kerja bagi pelaku usaha ultramikro dan mikro yang jumlahnya mencapai 98 persen.
Sementara yang kedua pendampingan yang lebih “high touch” bagi UMKM yang memiliki potensi besar untuk naik kelas termasuk start up teknologi yang banyak berkembang di kalangan anak muda dan mahasiswa. Oleh karena itu, pihaknya mengajak lebih banyak perguruan tinggi untuk terlibat dalam penyusunan disain atau model pengembangan start up.
“Kita perlu juga mengembangkan inkubator bisnis di setiap daerah tergantung unggulan daerah tersebut, jadi kami akan melibatkan lebih banyak kampus-kampus,” katanya.
Teten meyakini apabila semua program tersebut dikonsolidasikan maka Indonesia akan mendapat tambahan jumlah wirausaha baru dari kalangan anak muda yang kreatif dan inovatif. Apalagi mengingat saat ini jumlah wirausaha di Indonesia masih berkisar 3,4 persen dari total populasi atau masih di bawah negara tetangga lainnya, termasuk Malaysia yang sudah mencapai 5 persen bahkan Singapura yang telah 9 persen.
Pada kesempatan itu, Teten juga menggarisbawahi terkait Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang diharapkan mampu menjadikan koperasi sebagai lembaga ekonomi utama pilihan masyarakat. UU Ciptaker juga disebutnya akan memperkuat posisi KUMKM dalam rantai pasok; mengakselerasi digitalisasi KUMKM; dan memberikan pembiayaan mudah dan murah bagi UMK.
UU Ciptaker juga kata Teten akan memberikan afirmasi dan perluasan akses pasar tehadap UMKM dan puncaknya UMKM menjadi “rumah nyaman” untuk mencetak dan menyerap tenaga kerja unggul Indonesia.