REPUBLIKA.CO.ID, NICE -- Petugas medis di Prancis pada Kamis (15/10), melakukan aksti protes terhadap kondisi kerja yang melelahkan selama pandemi Covid-19. Mereka meminta pemerintah agar merekrut lebih banyak personel.
Di Kota Nice, para dokter dan perawat berkumpul di depan kantor pos untuk mengirim kartu yang menceritakan keluhan mereka kepada Presiden Emmanuel Macron. Hal ini sebagai bentuk protes nasional dari serikat pekerja medis.
Para tenaga kesehatan yang memakai masker dan berdemonstrasi di jalan menyerukan pengakhiran penutupan rumah sakit. Mereka menuntut penambahan staf untuk unit gawat darurat dan panti jompo, serta gaji yang lebih baik. Aksi protes diwarnai dengan tulisan spanduk 'Rekrut lebih banyak. Latih lebih banyak. Kami lelah', mengutip reuters, Kamis.
Petugas kesehatan dijadwalkan akan menggelar aksi protes di Paris, Nantes, dan sejumlah lokasi lainnya. Menurut serikat pekerja, aksi tersebut tidak berdampak signifikan terhadap layanan rumah sakit.
Macron sebelumnya mengumumkan batas jam malam di zona merah COVID-19 pada Rabu (14/10). Macron menyebutkan batas jam malam yang diterapkan di Paris dan delapan kota lainnya akan secara signifikan mengurangi kasus harian COVID-19 dari tingkat infeksi sebanyak 20.000 kasus.
Pasien COVID-19 saat ini menempati hampir setengah dari seluruh tempat tidur ICU di kawasan Paris, menurut kepala dinas kesehatan setempat. Rumah sakit di ibu kota Prancis itu diinformasikan untuk membatalkan sepertiga prosedur non-COVID, kata Aurelien Rousseau kepada radio France Inter.