Jumat 16 Oct 2020 09:33 WIB

Biden Janji Muslim Bisa Bergabung dalam Pemerintahannya

Biden juha berjanji mencabut larangan perjalanan negara mayoritas Muslim.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti / Red: Ani Nursalikah
Biden Janji Muslim Bisa Bergabung dalam Pemerintahannya. Calon presiden dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden berbicara di Jose Marti Gym, Senin, 5 Oktober 2020, di Miami.
Foto: AP/Andrew Harnik
Biden Janji Muslim Bisa Bergabung dalam Pemerintahannya. Calon presiden dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden berbicara di Jose Marti Gym, Senin, 5 Oktober 2020, di Miami.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden bersumpah Muslim Amerika akan dimasukkan dalam setiap aspek sosial dan politik dalam pemerintahannya. Dia menegaskan kembali janjinya mencabut larangan Muslim pada kebijakan Presiden Donald Trump dihari pertamanya menjabat.

Dalam pesan video kepada Muslim Advocates, sebuah organisasi hak-hak sipil, Rabu (14/10), Biden juga berjanji mendorong anggota parlemen membuat undang-undang guna memerangi lonjakan kejahatan rasial di AS. "Kami tidak dapat membiarkan siapa pun berpikir suara mereka tidak dihitung karena rakyat Amerika memutuskan pemilihan ini," ujar Biden, dilansir di Middle East Eye, Kamis (15/10).

Baca Juga

Presiden AS Donald Trump memberlakukan larangan perjalanan di beberapa negara mayoritas Muslim di awal masa kepresidenannya. "Hari ini, kepercayaan surut, harapan tampaknya sulit dipahami. Alih-alih sembuh, kita sedang terkoyak. Dan saya menolak membiarkan itu terjadi. Kita memiliki masa depan yang terlalu cerah untuk membiarkannya tenggelam dalam kemarahan dan perpecahan,"ujar Biden. 

Pernyataan Biden kepada Muslim Advocates adalah kali kedua dia berbicara kepada sebuah kelompok Muslim sejak meraih nominasi Demokrat, setelah menyampaikan pidato di konferensi virtual Emgage pada Juli. Kandidat dari Partai Demokrat itu juga menangani masalah yang lebih luas dalam pidatonya, mempromosikan rencananya memerangi Covid-19 dan mengakhiri ketidakadilan yang mematikan dalam perawatan kesehatan, pendidikan, dan kesempatan yang menurutnya telah memburuk akibat pandemi.

Muslim mewakili minoritas kecil dari pemilih AS, komunitas mereka terkonsentrasi di negara bagian utama yang dimenangkan Trump dengan selisih kecil pada 2016, termasuk Michigan. "Kami tidak bisa membiarkan siapa pun berpikir suara mereka tidak dihitung karena rakyat AS memutuskan pemilihan ini dan menentukan masa depan kami, rakyat AS. Tidak ada satu hal pun yang tidak dapat kita lakukan jika kita melakukannya bersama-sama. Jadi mari kita sebarkan keyakinan dan mari kita mulai bekerja," kata dia.

Dengan pemungutan suara awal yang sudah berlangsung, pemilihan AS kemungkinan akan diputuskan pada 3 November, dengan jajak pendapat menunjukkan Biden memimpin secara signifikan. Namun, Trump menentang prediksi dan jajak pendapat publik ketika dia mengalahkan Hillary Clinton pada 2016.

Itulah mengapa para pendukung Demokrat memperingatkan agar tidak berpuas diri dan menggarisbawahi pentingnya setiap suara. Pada Selasa (14/10), mantan lawan utama Biden, Senator Bernie Sanders, mengadakan acara virtual  yang menampilkan pejabat terpilih Muslim-Amerika yang menekankan perlunya keterlibatan politik dan partisipasi bersejarah dari komunitas mereka untuk mengalahkan Trump.

"Kami akan pergike tempat pemungutan suara. Dan saya menyerukan kepada Muslim kami di seluruh negeri untuk mengetahui kami harus mengangkat orang yang melahirkan larangan Muslim. Kami harus memastikan kami mengalahkan kebencian," kata anggota Kongres Rashida Tlaib.

https://www.middleeasteye.net/news/joe-biden-muslim-advocates-donald-trump-ban

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement