REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) kembali mengingatkan agar ibu hamil menghindari konsumsi obat pereda demam dan nyeri. Obat pereda nyeri umum termasuk Advil (ibuprofen) dan Aleve (naproxen sodium) disarankan tidak dikonsumsi selama empat bulan terakhir kehamilan, menurut pejabat kesehatan federal.
Dilansir Associated Press, Jumat (16/10), obat pereda demam dan nyeri dapat menyebabkan komplikasi yang jarang tetapi serius sehingga dapat membahayakan janin. Penggunaan obat dapat menyebabkan masalah ginjal pada janin sehingga memicu rendahnya kadar cairan ketuban yang mengisi rahim.
Peringatan tersebut berlaku untuk semua kelompok obat antiinflamasi , mencakup bahan-bahan yang dijual bebas, seperti ibuprofen dan obat-obatan dengan resep seperti Celebrex (Celecoxib). Pil dan tablet tersebut adalah salah satu obat yang paling banyak diminum di AS.
Sementara itu, ada ratusan obat flu dan pilek serta obat tidur generik yang sering kali menggabungkan berbagai bahan farmasi. Sebelumnya, FDA sudah memperingatkan risiko komplikasi dengan mengeluarkan pedoman agar kategori obat itu tidak dikonsomsi dalam tiga bulan terakhir kehamilan. Dalam satu pengecualian, FDA menyebutkan risiko tidak berlaku untuk aspirin dosis rendah jika direkomendasikan oleh dokter.
Regulator federal memutuskan untuk memperpanjang peringatan menjadi empat bulan dikarenakan telah menemukan laporan 35 kasus masalah cairan ketuban. FDA meninjau contoh serupa dalam publikasi penelitian.
Penggunaan pereda nyeri telah mengurangi cairan ketuban hanya dalam dua hari. Umumnya, masalah tersebut pulih dengan sendirinya dalam tiga sampai enam hari setelah ibu hamil berhenti minum obat.
Ibu hamil yang tak sepenuhnya paham akan kandungan obat disarankan untuk konsultasi terlebih dulu, baik dengan dokter atau apoteker.
Kelompok industri pembuat obat dianjurkan untuk memperbarui label agar disesuaikan dengan pedoman FDA.