Jumat 16 Oct 2020 16:57 WIB

Misi Muenchen Pertahankan Gelar

Misi berat menanti Bayern Muenchen untuk mengawali perjuangan di Liga Champions.

Bayern Muenchen merayakan gelar juara Piala Super Eropa 2020 setelah mengalahkan Sevilla 2-1.
Foto: EPA-EFE/Laszlo Szirtesi
Bayern Muenchen merayakan gelar juara Piala Super Eropa 2020 setelah mengalahkan Sevilla 2-1.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah menutup musim lalu dengan mengangkat trofi Si Kuping Besar, misi berat lainnya telah menanti Bayern Muenchen untuk mengawali perjuangan di Grup A Liga Champions 2020/2021.

Tim Bavaria yang selalu mencatatkan kemenangan dalam 11 pertandingan yang dilakoni di kompetisi klub elit Eropa musim lalu tidak main-main untuk dalam upayanya mempertahankan gelar. Sederet pemain mentereng diboyong ke Allianz Arena demi mempertahankan level kompetitifnya.

Baca Juga

Sampai bursa transfer musim panas berakhir, Bayern telah mendatangkan Douglas Costa, Leroy Sane, Bouna Sarr, dan Eric Maxim Choupo-Moting.

Di sisi lain, mereka kehilangan Thiago Alcantara yang hengkang ke klub juara Inggris Liverpool, serta harus mengembalikan Ivan Perisic dan Philippe Coutinho yang telah habis masa pinjamnya ke klub masing-masing.

Dengan kekuatan terkininya, Bayern memulai musim baru dengan penampilan cukup meyakinkan. Bekas tim raksasa Schalke 04 dihantam dengan kemenangan 8-0 di Liga Jerman, kemudian menjuarai Piala Super Eropa dengan mengalahkan Sevilla 2-1.

Setelah itu mereka harus terpeleset saat dipukul Hoffenheim dengan skor 1-4, namun Bayern kembali untuk menang tipis 4-3 atas Hertha Berlin.

Setelah jeda internasional pada pertengahan Oktober, Bayern meneruskan catatan kemenangannya dengan raihan kemenangan 3-0 atas Dueren di ajang Piala Jerman. Dua gol kemenangan Bayern di ajang itu dibukukan oleh pemain barunya Choupo-Moting.

Urusan meneror gawang lawan kembali menjadi tanggung jawab utama Robert Lewandowski. Sejauh ini, penyerang Polandia itu telah mengoleksi lima gol.

Meski demikian, jelas bukan hanya Lewandowski yang perlu diwaspadai tim-tim lawan. Serge Gnabry pun tidak kalah tajam dengan catatan tiga golnya, serta ancaman-ancaman lain yang dapat dihadirkan Thomas Mueller, Leon Goretzka, dan Sane.

Dengan kekuatan inti yang serupa dengan musim lalu, nampaknya pasukan Hansi Flick belum akan menemui hambatan berat untuk lolos dari fase grup dan melaju ke fase 16 besar.

Misi serupa juga diusung oleh Atletico Madrid, yang dalam tujuh kali partisipasi terakhirnya di Liga Champions hanya satu kali gagal lolos dari fase grup.

Pasukan Diego Simeone ditinggal sejumlah punggawanya seperti Alvaro Morata dan Thomas Partey, namun mereka menambalnya dengan mendatangkan pemain-pemain baru yang tidak kalah mentereng seperti Lucas Torreira dan Luis Suarez.

Mirip dengan cara Bayern membuka musim liga domestiknya, Atletico pun mengawali Liga Spanyol dengan kemenangan besar 6-1 atas Granada.

Sayangnya setelah itu penampilan Atletico merosot. Pada dua pertandingan selanjutnya, mereka dipaksa bermain imbang tanpa gol saat melawan Huesca dan Villarreal.

Pemain baru dari Barcelona Suarez mungkin masih memerlukan waktu untuk membangun "chemistry" dengan Joao Felix, wabil khusus saat berhadapan dengan tim-tim yang level kekuatannya setara atau lebih kuat.

Kekuatan semifinalis musim lalu RB Leipzig mungkin berkurang setelah ditinggal Timo Werner yang mencoba peruntungan di Inggris, namun setidaknya di kancah domestik mereka belum memperlihatkan tanda-tanda penurunan drastis.

Seolah ingin mengisi kekosongan yang ditinggalkan Werner, Yussuf Poulsen dan Emil Forsberg tampil cukup baik pada awal musim. Baik gol maupun assist mereka berperan besar dalam membawa Leipzig menang 3-1 atas Mainz 05, imbang 1-1 dengan Bayer Leverkusen, serta menang 4-0 atas Schalke 04. Rentetan hasil yang untuk sementara menempatkan Leipzig di pucuk klasemen Liga Jerman.

Meski demikian, Leipzig masih berupaya menambah daya serangnya pada bursa transfer musim panas. Mereka lantas berhasil memboyong dua penyerang, Justin Kluivert dari AS Roma dan Alexander Sorloth dari Crystal Palace.

Setelah absen dari Liga Champions selama dua musim, Lokomotiv Moskow kembali tampil di ajang elite ini berbekal status sebagai tim peringkat kedua Liga Rusia.

Lokomotiv tidak memiliki sejarah yang baik di kompetisi Eropa. Pencapaian terbaik mereka adalah dua kali semifinalis pada kompetisi pendahulu Liga Europa, Piala Winners pada era 1990-an.

Mereka juga memulai Liga Rusia musim 2020/2021 dengan kurang meyakinkan. Dari sepuluh pertandingan yang sudah dimainkan, Lokomotiv meraih lima kemenangan, tiga kali imbang, dan dua kekalahan. Untuk membuat mereka tertahan di peringkat kelima dan terpaut tiga poin dari pemuncak klasemen Zenit St Petersburg.

Setidaknya saat menghadapi RB Leipzig pada pertandingan pertama, mereka memiliki modal mental yang bagus dengan catatan tiga kemenangan beruntun di liga domestiknya. Sayangnya, untuk bersaing dengan Bayern, Atletico, dan Leipzig saat ini masih terlampau jauh jurang kualitasnya. Maka akan menjadi kejutan seandainya Lokomotiv mampu lolos dari fase grup.

Jadwal pertandingan Grup A (dalam WIB, tuan rumah disebut pertama:

Rabu (21/10) Red Bull Salzburg vs Lokomotiv Moskow

Kamis (22/10) Bayern Muenchen vs Atletico Madrid

Rabu (28/10) Lokomotiv Moskow vs Bayern Muenchen

Rabu (28/10) Atletico Madrid vs Red Bull Salzburg

Rabu (4/11) Lokomotiv Moskow vs Atletico Madrid

Rabu (4/11) Red Bull Salzburg vs Bayern Muenchen

Kamis (25/11) Atletico Madrid vs Lokomotiv Moskow

Kamis (25/11) Bayern Muenchen vs Red Bull Salzburg

Rabu (2/12) Red Bull Salzburg vs Lokomotiv Moskow

Rabu (2/12) Bayern Muenchen vs Atletico Madrid

Kamis (10/12) Bayern Muenchen vs Lokomotiv Moskow

Kamis (10/12) Red Bull Salzburg vs Atletico Madrid

Prediksi klasemen akhir Grup A

1. Bayern Munich

2. Atletico Madrid

3. RB Leipzig

4. Lokomotiv Moskow

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement