REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menolak UU Cipta Kerja pada Jumat (16/10) akhirnya berakhir sekira pukul 16.30 WIB. Hujan deras yang turun di wilayah tersebut akhirnya memaksa mahasiswa untuk membubarkan diri.
Awalnya, pada saat hujan turun, ratusan mahasiswa yang hadir tetap melanjutkan aksi mereka. Orasi dan yel-yel penolakan UU Ciptaker tetap dinyanyikan. Bahkan, saat hujan turun, awalnya mahasiswa justru semakin semangat menyampaikan aspirasinya.
Namun, hujan yang turun kian deras. Beberapa mahasiswa membiarkan diri basah kuyup diterpa hujan. Sementara sebagian lainnya mengenakan jas hujan plastik yang dibeli dari pedagang asongan, yang tiba tiba saja muncul menjelang hujan.
Setelah beberapa waktu aksi dilanjutkan, akhirnya para mahasiswa itu pun membubarkan diri dengan tertib. Setelah mahasiswa membubarkan diri, segelintir massa buruh masih melanjutkan aksi di sekitar Jalan Medan Merdeka Barat dekat Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Aksi demonstrasi ini juga tak hanya diikuti mahasiswa. Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) juga mengerahkan massa menolak RUU Cipta Kerja (Ciptaker) di sekitar Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (16/10).
Tak sekadar berorasi menolak RUU Cipta Kerja, massa tersebut bahkan mengerahkan 'Mak Lampir' dan 'Dukun-dukun' dari berbagai daerah di Indonesia. Tampak para demonstran mengenakan mengenakan pakaian bak dukun, dengan tulisan dukun dari berbagai daerah seperti 'Dukun Banyuwangi, Banten, Gunung Kidul. Aksi penolakan RUU Cipta Kerja ini sendiri telah berlangsung sejak Jumat siang.