REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2011-2015, Abraham Samad mengkritik pengadaan kendaraan dinas bagi pimpinan dan pejabat KPK yang nilainya mencapai miliaran rupiah. Menurutnya, hal tersebut telah bergeser dari budaya organisasi dan code of conduct KPK.
"Menurut saya, eksistensi KPK jadi kehilangan kalau KPK itu tidak melakukan penghematan anggaran dan kesederhanaan dalam menggunakan fasilitas," kata Abraham Samad di Jakarta, Jumat (16/10).
Samad mengungkapkan, penghematan dan kesederhanaan merupakan budaya yang seharusnya diterapkan KPK sebagai lembaga antirasuah. Lanjutnya, kesederhanaan itu dimaksudkan untuk menjadi contoh bagi lembaga-lembaga negara lainnya guna melakukan penghematan anggaran terhadap keuangan negara.
Samad mengatakan, belanja kendaraan dinas dengan harga miliaran rupiah akan memberikan kesan hidup mewah para anggota KPK. Ia menegaskan, sikap tersebut justru bertentangan dengan sikap KPK untuk melakukan penghematan dan tampil sederhana.