Jumat 16 Oct 2020 19:09 WIB

Tol Kelapa Gading-Pulogebang Sudah Capai 71 Persen

Beberapa kendala pembangunan seperti pembebasan lahan tambahan dan relokasi SUTT

Red: Bilal Ramadhan
Foto udara pembangunan ruas tol layang Kelapa Gading-Pulogebang di Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (15/10/2020). Pembangunan Jalan Tol Layang Dalam Kota seksi A Kelapa Gading-Pulogebang sepanjang 9,3 kilometer itu telah mencapai 71 persen dan ditargetkan selesai pada Juni 2021.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Foto udara pembangunan ruas tol layang Kelapa Gading-Pulogebang di Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (15/10/2020). Pembangunan Jalan Tol Layang Dalam Kota seksi A Kelapa Gading-Pulogebang sepanjang 9,3 kilometer itu telah mencapai 71 persen dan ditargetkan selesai pada Juni 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Badan Pengatur Jalan tol (BPJT) mengatakan progres konstruksi jalan tol dalam kota Jakarta ruas Kelapa Gading-Pulo Gebang telah mencapai 71 persen. Kepala BPJT Danang Parikesit menggarisbawahi perintah Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk jajaran Kementerian PUPR bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Jakarta Toll Development (JTD), Pemerintah Daerah, dan pihak-pihak terkait dapat mencari solusi dan menyelesaikan berbagai kendala di lapangan tersebut.

"Pelaksanaan konstruksi ruas tol Kelapa Gading–Pulo Gebang juga harus menyesuaikan dengan kondisi lalu lintas yang padat dan prinsip kehati-hatian yang tinggi karena berada di tengah bangunan gedung yang padat dengan waktu kerja yang relatif sempit," ujar Danang dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (16/10).

Menurut Danang, pada dasarnya Kementerian PUPR ingin memastikan keberlanjutan kegiatan usaha di sepanjang koridor tol. Kementerian PUPR terus berupaya untuk mempercepat penyelesaian pembangunan jalan tol layang dalam kota Jakarta atau sering disebut dengan 6 ruas jalan tol dalam kota Jakarta sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 56 Tahun 2018.

Enam ruas jalan tol sepanjang 69,77 Km tersebut akan mengadopsi konstruksi jalan layang yang terintegrasi dengan transportasi umum Bus Rapid Transit (BRT). Pembangunan jalan tol tersebut diharapkan dapat membantu mengurai kemacetan di dalam kota Jakarta.