REPUBLIKA.CO.ID, JEPARA — Pemerintah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, optimistis bisa menuju zona kuning karena tingkat kesembuhan penderita virus corona serta persebaran virus juga berhasil dibendung sehingga temuan kasus juga semakin berkurang.
"Agar bisa menjadi zona kuning dari zona oranye, maka kami butuh dukungan masyarakat Jepara untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan," kata Bupati Jepara Dian Kristiandi di Jepara, Jumat (16/10).
Ia memastikan ketika sejumlah indikator pendukung terpenuhi, terutama temuan kasus dan jumlah yang sembuh tentunya Kabupaten Jepara segera menuju zona kuning.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Jepara Muh Ali menambahkan bahwa untuk menuju zona kuning ada 15 indikator yang harus dipenuhi.
"Dari 15 indikator tersebut, setelah kami hitung secara epidiomologi setiap sepekan sekali nilainya 3,24. Sedangkan untuk bisa menuju zona kuning nilainya harus 3,241," ujarnya.
Ia memperkirakan dalam bulan ini Kabupaten Jepara sudah bisa menuju zona kuning. Bahkan, lanjut dia, berdasarkan data di laman Pemprov Jateng, tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Kabupaten Jepara terbaik.
Upaya penelusuran kontak erat penderita COVID-19, kata dia, juga terus ditingkatkan, terutama ketika ada temuan kasus.
"Targetnya, dalam sepekan bisa mencapai 1.275 tes usap tenggorokan (swab) dan realisasinya hampir 80-an persen," ujarnya.
Menurut dia kunci kenaikan tingkat kesembuhan penderita COVID-19, yakni adanya penemuan kasus sejak dini sehingga bisa segera ditangani, sedangkan kontak erat bisa langsung dilacak agar tidak menular ke banyak orang.
Meskipun sudah ada upaya keras dari satgas COVID-19, kata dia, dukungan masyarakat tetap dibutuhkan, terutama kepatuhan mereka dalam menerapkan protokol kesehatan mulai dari memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Berdasarkan laman https://corona.jepara.go.id/ per 15 Oktober 2020, disebutkan total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 1.861 kasus, sedangkan kasus meninggalnya hanya 8,06 persen atau 150 orang, sembuh sebanyak 1.580 orang atau 84,90 orang dan masih menjalani perawatan sebanyak 131 orang atau 7,04 persen.