REPUBLIKA.CO.ID, VILNIUS--Menteri Luar Negeri Kanada Francois-Philippe Champagne menemui tokoh oposisi Belarusia Sviatlana Tsikhanouskaya yang saat ini berada di pengasingan di Lithuania. Champagne mengatakan hasil pemilu Belarusia 'dicurangi'.
"Kanada akan selalu berada di sisi Anda, sebenarnya saya yakin Anda dapat mengharapkan seluruh masyarakat internasional bersama Anda dan rakyat Belarusia untuk masa depan demokrasi di negeri Anda," kata Champagne dalam pertemuan tersebut seperti dikutip ABC News, Jumat (16/10).
Pertemuan ini bagian dari tur Champagne ke negara-negara Eropa. Kunjungannya ke Lithuania dilakukan tidak lama setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Markel bertemu dengan Tsikhanouskaya.
Amerika Serikat dan Uni Eropa menyatakan hasil pemiliu Belarusia pada 9 Agustus lalu tidak adil dan juga bebas. Mereka menerapkan sanksi pada pejabat pemerintah negara Eropa Timur itu yang dianggap mencurangi pemilihan umum dan menindak keras pengunjuk rasa.
Tsikhanouskaya memperingatkan Minsk. Ia akan menggelar unjuk rasa nasional di Belarusia pada bulan ini. Kecuali bila Presiden Alexander Lukashenko yang menjalani periode keenamnya mengundurkan diri, membebaskan tahanan politik dan berhenti menindak keras pengunjuk rasa.
Pada Jumat ini pihak berwenang Belarusia mengumumkan mereka mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Tsikhanouskaya yang kabur ke Lithuania setelah pemungutan suara. Ia dituduh 'mencoba menggulingkan ketertiban konstitusional' dan mengancam keamanan nasional Belarusia.
Pengumuman ini disampaikan setelah ada laporan yang menyatakan ia masuk daftar Rusia. Moskow mendukung Lukashenko dalam gelombang unjuk rasa yang menuntutnya mundur dua bulan terakhir.
Moskow menolak berbicara dengan Tsikhanouskaya dan aktivis oposisi lainnya. Champagne juga bertemu Menteri Luar Negeri Lithuania dan negara Baltik lainnya seperti Estonia dan Latvia.