Jumat 16 Oct 2020 21:11 WIB

Mengapa Rasulullah Pilih Utus Ali bin Abi Thalib di Yaman? 

Rasulullah SAW utus Ali bin Abi Thalib gantikan Khalid bin Abi Walid di Yaman.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW utus Ali bin Abi Thalib gantikan Khalid bin Abi Walid di Yaman. Ilustrasi Rasulullah
Foto: Pixabay
Rasulullah SAW utus Ali bin Abi Thalib gantikan Khalid bin Abi Walid di Yaman. Ilustrasi Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam memperluas dakwah Islam, Rasulullah SAW mengutus para sahabat terutama yang piawai dalam berdakwah ke berbagai wilayah dan negara lain. Misalnya saja Mush'ab bin Umair ke Yastrib, Thalhah bin Ubaidillah ke Daumatul Jandal, Bara bin Azib dan Khalid bin Walid ke Yaman.  

Rasulullah menjalankan dakwah secara baik dan teratur. Menurut cendekiawan Muslim Turki, Muhammad Fethullah Gulen, strategi Rasulullah ketika salah seorang sahabat merasa tidak cocok dengan perjuangan dakwah di satu tempat, atau mendapat kendala dalam berdakwah di satu tempat maka Rasulullah akan mengirimkan sahabat lain untuk menggantikan. 

Baca Juga

"Metode seperti itu ternyata mendatangkan dampak positif bagi dakwah Islam. Misalnya, ketika Rasulullah mengirim Khalid bin Walid ke Yaman," jelas Fethullah Gulen dalam bukunya Cahaya Abadi Muhammad SAW Kebanggaan Umat Manusia.

Khalid bin Walid memang mulanya diutus Rasulullah untuk berdakwah ke Yaman. Tetapi ternyata penduduk Yaman tidak mau menerima dakwah yang disampaikan Khalid. Maka Rasulullah pun mengirim Ali bin Abi Thalib bersama Barra bin Azib. Menariknya ketika Ali dan Barra hampir tiba di tujuan, orang-orang Yaman sudah keluar menyambut kedatangan mereka. 

Setelah itu Ali bin Abi Thalib pun mengimami sholat dan setelahnya membacakan surat Rasulullah. Seketika itu juga seluruh penduduk Yaman masuk Islam. Sedangkan setelah kedatangan Ali, Rasulullah memindahkan Khalid bin Walid untuk berdakwah ke daerah Najran yang pada saat itu didiami kaum Nasrani.  

Menurut Fethullah Gulen, penempatan Ali di Yaman merupakan strategi Rasulullah yang sangat jitu. Dengan kharisma Ali yang kuat berada pada lingkaran keluarga Nabi membuat orang-orang Yaman sangat menaruh hormat pada Ali. 

"Ali bin Abi Thalib ternyata tepat ditempatkan di Yaman. Sebab Ali memiliki sejarah panjang dengan Rasulullah dan juga karena dia adalah ayah dari Hasan dan Husain serta menjadi puncak silsilah dari semua quthb, para muqarrabun, wali-wali, dan para ashfiya yang akan terus muncul hingga hari kiamat. Hingga hari ini, kebenaran dan hakikat tetap berada di bawah naungan mereka. Ali berhasil menaklukkan hati penduduk Yaman dengan kata-katanya yang terkenal mampu meluluhkan siapa pun yang mendengarnya," jelas Gulen.  

Hingga kemudian saat peristiwa penaklukan Mekah terjadi orang-orang Yaman yang telah memeluk Islam datang ke Mekah untuk bergabung dengan umat Islam lainnya.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement