REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaci memiliki latar belakang agama yang taat sebelum memeluk Islam. Berbagai kegiatan rutin selalu dia jalani termasuk kewajiban sebagaimana yang dilakukan penganut agama terdahulunya sejak kanak-kanak.
Ketika remaja, Kaci pernah menghadiri perkemahan dengan anggota yang lebih tua dari kelompok pemuda. Meskipun tidak menghabiskan banyak waktu dengan mereka sebelumnya, mereka mengenali dia sebagai aktivis agama.
Suatu malam di kamp ini seorang pria berbicara tentang pernikahannya. Di AS berkencan adalah hal biasa. Namun, dalam budaya gadis pasangan pria tersebut, mereka hanya bisa bersama jika mereka memiliki wali. Karena dia menyukainya, pria tersebut memutuskan terus menemuinya.
Mereka juga tidak boleh saling bersentuhan sampai dia melamar. Begitu dia melamarnya, mereka diizinkan berpegangan tangan.