Sabtu 17 Oct 2020 11:18 WIB

Prancis Laporkan Kenaikan 25 Ribu Kasus Covid-19

Tiga kali dalam enam hari terakhir kasus Covid-19 Prancis lebihi 20 ribu kasus.

Warga Paris mengenakan masker berjalan di belakang Menara Eiffel. Kenaikan kasus Covid-19 sebabkan pemerintah Prancis kembali memberlakukan jam malam tekan laju kasus.
Foto: EPA-EFE/IAN LANGSDON
Warga Paris mengenakan masker berjalan di belakang Menara Eiffel. Kenaikan kasus Covid-19 sebabkan pemerintah Prancis kembali memberlakukan jam malam tekan laju kasus.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kementerian kesehatan Prancis melaporkan 25.086 kasus virus corona jenis baru yang dikonfirmasi dalam 24 jam terakhir pada hari Jumat (16/10). Sebelumnya Prancis melaporkan rekor 30.621 kasus pada hari Kamis.

Ia juga melaporkan bahwa 122 orang telah meninggal akibat infeksi virus corona di rumah sakit dalam 24 jam terakhir, dibandingkan dengan 88 orang pada Kamis. Termasuk kematian di rumah jompo yang sering dilaporkan dalam beberapa hari. Jumlah kematian meningkat 178 pada hari Jumat.

Baca Juga

Jumlah total infeksi sejak awal tahun sekarang mencapai 834.770, jumlah kumulatif kematian sebesar 33.303.

Jumlah pasien di rumah sakit dengan Covid-19 naik 437 menjadi 10.042, melebihi 10.000 untuk pertama kalinya sejak pertengahan Juni. Jumlah pasien dalam perawatan intensif naik 50 menjadi 1.800, tingkat yang terakhir terlihat pada pertengahan Mei.

Prancis, seperti negara-negara Eropa lainnya, bergulat dengan cara memperlambat penyebaran virus dan mengurangi tekanan pada sistem perawatan kesehatan yang berada dalam tekanan. Upaya itu dilakukan sambil mempertahankan ekonomi secara terbuka dan melindungi pekerjaan.

Pada hari Rabu dilaporkan 22.591 kasus virus corona baru, ketiga kalinya dalam enam hari hitungan harian telah melampaui ambang batas 20.000. Virus itu telah merenggut lebih dari 32.000 nyawa di Prancis.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Prancis tidak kehilangan kendali atas virus itu. "Kami berada dalam situasi yang mengkhawatirkan," katanya.

Masyarakat yang biasa bepergian di bawah jam malam harus melupakan tentang kunjungan malam hari ke restoran atau ke rumah teman, meskipun perjalanan penting selama jam malam masih diperbolehkan, kata Macron.

Siapa pun yang melanggar jam malam akan didenda 135 euro (Rp 2,3 juta). Tidak akan ada batasan pada transportasi umum, dan masyarakat masih dapat melakukan perjalanan antardaerah tanpa batasan.

Sementara itu, pertemuan keluarga dibatasi tidak lebih dari enam orang. Macron mengatakan tujuan kebijakan tersebut adalah untuk mengurangi angka saat ini dari 20.000 kasus baru per hari menjadi sekitar 3.000 dan untuk secara tajam mengurangi beban unit perawatan intensif di rumah sakit.

"Kami akan melalui ini," kata presiden.

Pemerintah Prancis sebelumnya mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat pada Maret tahun ini, ketika rawat inap akibat pandemi mendekati puncaknya. Pada saat itu, pihak berwenang menggunakan kekuatan ekstra mereka untuk memerintahkan orang agar tetap di rumah kecuali untuk pekerjaan penting, membeli makanan, atau berolahraga selama satu jam setiap hari.

Keadaan darurat dicabut di daratan Prancis pada bulan Juli, setelah jumlah kasus Covid-19 mereda. Namun sejak itu, kasus Covid-19 kembali melonjak, dikutip dari Reuters.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement