REPUBLIKA.CO.ID, KOLKWITZ -- Sebuah perusahaan konstruksi di Jerman menulis surat yang mengejutkan atas penolakannya menerima pelamar kerja Muslim. Dalam surat tersebut, perusahaan tidak dapat menerima pelamar kerja hanya karena yang bersangkutan beragama Islam.
Seorang pelamar kerja beragama Islam mengajukan magang di sebuah perusahaan konstruksi di area Spree-Neiße. Ia pun mengunggah surat penolakannya di Twitter.
“Dalam pandangan saya, Islam tidak cocok dengan konstitusi Jerman,” tulis CEO Asphalt Straßenbau Gesellschaft mbH, Frank Pilzecker, di Kolkwitz-Krieschow, dilansir di Berliner Zeitung, Rabu (14/10).
Menurut pengalaman Pilzecker, ini adalah sistem sosial yang tidak ia inginkan untuk dirinya atau lingkungannya. Di bagian lain surat itu, Pilzecker menulis terdapat calon yang lebih cocok untuk posisi itu. Pada 2019, perusahaan itu dianugerahi hadiah Konsensus Pelatihan Brandenburg (Brandenburgischer Ausbildungskonsens).
Mengonfirmasi hadirnya surat itu, lembaga penyiaran Rundfunk Berlin-Brandenburg (RBB) mempertanyakan kepada Pilzecker yang tidak membantah pernyataannya di Twitter tersebut. "Saya tidak dapat mempekerjakan Muslim untuk magang karena itu hanya akan menimbulkan masalah," katanya.
Dia mengklaim pekerjaan pembangunan jalan menuntut kerja fisik, dan oleh karena itu menurut pengalamannya tidak cocok dengan puasa saat Ramadhan sebagaimana yang dijalankan umat Muslim. Menurutnya, kehidupan sosial perusahaan juga akan terancam oleh kehadiran seorang rekan Muslim yang taat. Pilzecker melanjutkan jika seorang Jerman memakan sosis (yang mengandung babi), maka seorang Muslim akan pergi ke ruangan lain.
“Kami telah memutuskan tidak ingin ada situasi seperti itu," ujarnya.