Sabtu 17 Oct 2020 14:46 WIB

Erick Thohir: Perusahaan Swiss Bangun Pabrik Bersama KAI

Kerja sama ini untuk memastikan Indonesia bisa membuat kereta kelas dunia.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri BUMN, Erick Thohir. Erick mengatakan, perusahaan kereta asal Swiss, Stadler Rail AG, sepakat menjalin kerja sama dengan BUMN sektor kereta api seperti PT KAI dan PT INKA.
Foto: Kementerian BUMN
Menteri BUMN, Erick Thohir. Erick mengatakan, perusahaan kereta asal Swiss, Stadler Rail AG, sepakat menjalin kerja sama dengan BUMN sektor kereta api seperti PT KAI dan PT INKA.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan kualitas BUMN semakin dipercaya oleh internasional. Perusahaan kereta asal Swiss, Stadler Rail AG, sepakat menjalin kerja sama dengan BUMN sektor kereta api seperti PT KAI dan PT INKA.

Hal ini disampaikan Erick saat media briefing virtual bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dari Jenewa, Swiss, Jumat (16/10) malam. "Kemarin di Swiss, alhamdulillah kita bisa mengangkat Kereta Api Indonesia jadi pemain regional," ujar Erick. 

Baca Juga

Kata Erick, Stadler dan KAI serta INKA sepakat akan membangun pabrik pembuatan gerbong kereta api berskala dunia. Erick menyebut proses pembangunan pabriknya sendiri sudah hampir rampung. 

"Pabrik ini untuk memastikan bagaimana kita bisa membuat gerbong kereta api kelas dunia," ucap Erick. 

Stadler, lanjut Erick, juga akan mendirikan kantor pusat untuk regional Asia dan Oceania di Indonesia. Erick menilai kepercayaan Stadler kepada BUMN Indonesia semakin menambah kepercayan perusahaan luar terhadap kemampuan BUMN Indonesia.

Sebelumnya, kata Erick, ada PT Bio Farma yang mendapat kepercayaan penuh dari Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI) atas kualitas Bio Farma yang sudah mendistribusikan vaksin ke banyak negara. 

"Kita sangat apresiasi kepercayaan internasional kepada Indonesia dan kita memastikan akan banyak lagi perusahaan BUMN yang bisa mencapai kualitas global atau regional," lanjut Erick. 

Selain kerja sama dengan Stadler, Erick mengatakan, kunjungan kerja ke Swiss juga dalam rangka memastikan agar proses produksi Covid-19 berjalan lancar di Indonesia. Erick mengatakan proses pengadaan vaksin Covid-19 berjalan transparan lantaran pemerintah telah bertemu dengan WHO, Global Alliance for Vaccines and Immunisation (Gavi) atau Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi di Swiss.

"Ini penting buat kita jadi bagian dari dunia dan kita juga memastikan kita ingin ada keamanan untuk rakyat Indonesia," kata Erick menambahkan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement