Ahad 18 Oct 2020 05:50 WIB

Menjawab Adzan, Bagaimana Bacaannya?

Meniru ucapan orang yang beradzan itu disukai dan disubahkan.

Menjawab Adzan, Bagaimana Bacaannya?
Foto: EPA-EFE / FAZRY ISMAIL
Menjawab Adzan, Bagaimana Bacaannya?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang jin, tidaklah seorang manusia, dan tidaklah sesuatu pun mendengar seruan adzan seseorang yang mengumandangkannya, melainkan mereka akan bersaksi untuknya pada Hari Kiamat."

Rasulullah SAW juga bersabda, "Apabila kalian mendengar panggilan adzan, ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan oleh muazin (orang yang beradzan)."

Baca Juga

Meniru ucapan orang yang beradzan itu disukai dan disubahkan, kecuali ketika muazin mengucapkan, "Hayya 'ala al-shalah" (Marilah kita tunaikan shalat) dan "Hayya 'ala al-falah" (Marilah kita menuju kesuksesan).

Ketika muazin mengucapkan kedua kalimat tersebut, orang yang mendengar menjawab, "La hawla wa la quwwata illâ billah" (Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).

Dan, ketika muazin mengucapkan "Qad gamat al-shalah" (Sholat akan segera didirikan), orang yang mendengar mengatakan, "Aqamaha Allah wa adâmaha" (Semoga Allah membuatnya berdiri dan mengekalkannya).

Ketika adzan subuh, muazin mengucapkan, "Al-Shalah khayr min al-nawm" (Sholat lebih baik daripada tidur), orang yang mendengar mengatakan, "Shadaqta wa bararta" (Engkau (muazin) benar dan engkau telah berbuat baik).

Setelah azan selesai, ia membaca doa sesudah adzan berikut ini.

للهُمَّ رَبَّ هذِهِ الدَّعْوَةِ التَّآمَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَآئِمَةِ، آتِ مُحَمَّدَانِ الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَالشَّرَفَ وَالدَّرَجَةَ الْعَالِيَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًامَحْمُوْدَانِ الَّذِىْ وَعَدْتَهُ اِنَّكَ لاَتُخْلِفُ الْمِيْعَادَ

"Allaahumma robba haadzihid da’watit taammah, washsholaatil qoo-imah, aati muhammadanil washiilata wal fadhiilah, wasysyarofa, wad darajatal, ‘aaliyatar rofii’ah, wab’atshu maqoomam mahmuudanil ladzii wa’adtah, innaka laa tukhliful mii’aadz."

Artinya: “Ya Allah, Tuhan pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah al-wasilah (derajat di surga), dan al-fadhilah (keutamaan) kepada nabi Muhammad. Dan bangkitkanlah beliau sehingga bisa menempati kedudukan terpuji yang Engkau janjikan.”

 

sumber : Ihya Ulumiddin Imam Al-Ghazali
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement