Sabtu 17 Oct 2020 21:45 WIB

Guru Dibunuh, PM Prancis: Negeri Ini Ditikam Jantungnya

PM Prancis sebut negeri ini sedang ditikap jantungnya.

Perdana Menteri Prancis  Jean Castex.
Foto: EPA-EFE/LUDOVIC MARIN
Perdana Menteri Prancis Jean Castex.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis akan bersikap tegas usai seorang guru terbunuh di jalan di pinggiran kota Paris pada Jumat, usai menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya. Demikian disampaikan Perdana Menteri Jean Castex pada Sabtu.

"Melalui salah satu pembelanya, Republik inilah yang telah ditikam jantungnya oleh terorisme Islamis," kata Castex melalui cuitan di Twitter.

Baca Juga

"Dalam solidaritas dengan para guru, Negara akan bereaksi dengan ketegasan terkuat agar Republik dan warganya hidup, bebas! Kita tidak akan pernah menyerah. Tidak akan pernah."

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Seorang guru sejarah sekolah menengah di Prancis dibunuh di dekat sekolah di mana di awal bulan usai dia memperlihatkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya.

"Tindakan guru tersebut dianggap menghujat umat Islam," kata pejabat Prancis pada hari Jumat (16/10).

Penyerang ditembak mati oleh polisi tidak jauh dari lokasi serangan pada Jumat sore, di daerah pemukiman di pinggiran barat laut Paris.

"Salah satu warga kami dibunuh hari ini karena dia mengajar, dia mengajar murid-muridnya tentang kebebasan berekspresi," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron kepada wartawan di lokasi serangan itu.

"Rekan kami diserang secara mencolok, menjadi korban serangan teroris Islam," kata Macron. "Mereka tidak akan menang ... Kami akan bertindak. Dengan tegas, dan cepat. Anda dapat mengandalkan tekad saya."

Insiden tersebut menggemakan serangan lima tahun lalu di kantor majalah satir Charlie Hebdo yang menerbitkan karikatur Nabi Muhammad. Penerbitan karikatur Nabi Muhammad itu menimbulkan masalah di masyarakat Prancis.

Kurang dari sebulan yang lalu, seorang pria asal Pakistan menggunakan pisau daging untuk menyerang dan melukai dua orang yang sedang merokok di luar kantor tempat Charlie Hebdo bermarkas pada saat serangan 2015.

Prancis selama beberapa tahun terakhir mengalami serangkaian serangan kekerasan kelompok militan, termasuk pembunuhan Charlie Hebdo 2015, dan pemboman serta penembakan pada November 2015 di teater Bataclan dan lokasi-lokasi di sekitar Paris yang menewaskan 130 orang itu.

sumber : Reuters/Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement