REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cai Changpan, napi yang kabur dari Lapas Tangerang, ditemukan dalam keadaan gantung diri di Bogor, Sabtu (17/10) pagi. Kasat Narkoba Polres Metro Tangerang Ajun Komisaris Besar Pratomo Widodo mengatakan Cai Changpan lebih memilih bunuh diri karena dipengaruhi nilai yang ia anut sebagai seorang kombatan.
Warga Negara China itu diketahui memang pernah mendapatkan pendidikan militer di negeri asalnya. "Dia mempelajari beberapa ilmu bela diri lah. Dia lebih baik bunuh diri dari pada mati di tangan petugas," kata Pratomo kepada wartawan, Sabtu.
Karena itu, ia membantah terpidana mati kasus narkoba itu tewas karena bunuh diri, bukan karena dibunuh oleh jaringan bandar narkoba. "Tidak, tidak (dibunuh oleh bandar narkoba lainnya). Dia bunuh diri," kata dia.
Polisi menemukan Changpan (berusia 53 tahun) dalam keadaan tewas di gudang pembakaran ban di Desa Koleang, Jasinga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Sabtu pagi. Lokasi pabrik itu masih dalam area hutan. Kini jasad Changpan diautopsi di RS Polri.
Cai Changpan melarikan diri dari Lapas Tangerang pada 14 September 2020. Terpidana mati kasus narkoba itu kabur dengan menggali lubang sepanjang 30 meter. Aksi kabur Warga Negara China itu juga dibantu dua petugas Lapas.
Selama dalam pelarian, Cai Changpan diyakini bersembunyi di dalam Hutan Tenjo, Kabupaten Bogor, tak jauh dari Desa Koleang. Pihak kepolisian mengerahkan pasukan Brimob untuk menyisir hutan tersebut selama satu bulan terakhir hingga akhirnya menemukannya tewas tadi pagi.
Cai Changpan divonis mati oleh Pengadilan Negeri Tangerang pada 19 Juli 2017. Ia divonis bersalah atas kasus narkoba jenis sabu dengan barang bukti 1.135 bungkus plastik dengan berat total 135 kilogram.