REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- BNI bersama Santripreneur Indonesia menyelenggarakan training of trainer (ToT) dan launching Mobil Layanan BNI-Santripreneur Indonesia di Hotel Grand Dafam Rohan Yogyakarta, Sabtu (17/10). Kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta training of trainer dan tamu undangan dari beberapa instansi serta para pengasuh pondok pesantren di Yogyakarta. Keseluruhan peserta sudah memiliki usaha yang sudah berjalan dari sekian ratus pendafar terpilihlah 30 peserta terbaik.
“Kegiatan ini merupakan salah satu upaya Santripreneur Indonesia pemberdayaan ekonomi di masa pandemi Covid-19,” kata KH Ahmad Sugeng Utomo atau yang akrab dipanggil Gus Ut selaku inisiator dan ketua Dewan Pembina Santripreneur Indonesia dalam sambutannya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Ia menambahkan, Mobil Layanan BNI-Santripreneur Indonesia merupakan inovasi yang belum pernah ada sebelumnya. Harapan kedepan program ini nantinya juga dapat dikembangkan di kabupaten atau kota yang lain sehingga layanan BNI dapat menjangkau keseluruh pelosok.
“Santripreneur Indonesia selalu serius dalam turut andil mengembangkan ekonomi berbasis pesantren. Semoga ke depannya program ini dapat berkembang lagi,” imbuh Gus Ut.
Ilham Hadi selaku pimpinan BNI Cabang Yogyakarta mengamini bahwa mobil layanan BNI-Santripreneur Indonesia adalah yang pertama kali di Indonesia yang diinisiasi oleh Santripreneur Indonesia. “Ke depannya BNI dan Santripreneur Indonesia akan berkolaborasi lebih jauh dalam hal pengembangan ekonomi berbasis pesantren,” ujarnya.
Abdun Na’im dari Kemenag Kanwil Yogyakarta, sangat mengapresiasi gerakan yang digagas oleh Santripreneur Indonesia dalam pemberdayaan para santri untuk peningkatan ekonomi. Menurut dia , sudah saatnya santri berani terjun di bidang wirausaha dan tidak perlu takut lagi. “Ketika para santri sudah merdeka financial, maka jalan dakwah Islam akan menjadi lebih mudah,” tuturnya.
Agus Mulyono dari Dinas Koperasi dan UKM DIY, menyambut baik kegiatan ini. Menurut dia, kegiatan ini sejalan dengan apa yang sedang digencarkan oleh pemerintah tentang pemberdayaan ekonomi bagi pelaku UMKM khususnya di Yogyakarta.
“Saat ini, bagi para pelaku UMKM di Yogyakarta, yang dibutuhkan adalah pasar. Produk ada tapi pasar tidak ada sama saja. Saat seperti ini memang serba sulit. Oleh karena itu pemerintah berupaya untuk mengatasinya dengan menyediakan pasar penjualan bagi pelaku UMKM,” kata Agus Mulyono dalam sambutannya.
Kegiatan ini terbagi menjadi dua sesi yakni sesi pertama pembukaan dan launching layanan BNI – Santripreneur Indonesia, sedangkan sesi kedua training of trainer bagi para peserta.