Ahad 18 Oct 2020 17:21 WIB

Bayi Lima Hari di Sulawesi Meninggal Karena Covid-19

Seorang bayi di Jawa Timur juga meninggal karena Covid-19 usai dikunjungi tetangga.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Seorang bayi berusia lima hari meninggal dunia karena Covid-19 di Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Foto: FAUZAN/ANTARA FOTO
Seorang bayi berusia lima hari meninggal dunia karena Covid-19 di Jeneponto, Sulawesi Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEPONTO -- Seorang bayi berusia lima hari meninggal dunia karena Covid-19 di Jeneponto, Sulawesi Selatan. Awalnya, ibu bayi tersebut memiliki hasil rapid test yang menunjukkan reaktif.

Keduanya lalu dites swab dan hasil keduanya positif. "Hasil tes swab keluar pada 13 Oktober. Sampel diperiksa di laboratorium RSUD Wahidin Sudirohusodo Makassar," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jeneponto, Suryaningrat, Sabtu (17/10) dikutip laman Strait Times.

Baca Juga

Pada Juni lalu, seorang bayi berusia 40 hari meninggal di Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, setelah tertular Covid-19. Bayi itu diyakini tertular oleh tetangga yang mengunjungi bayi yang baru lahir beberapa pekan sebelumnya.

Bayi yang dinyatakan positif mengidap virus saat berusia 28 hari itu meninggal di RSUD Smart Pamekasan setelah hampir dua pekan menjalani perawatan. "Berdasarkan contact tracing yang kami lakukan, bayi tersebut tertular Covid-19 dari tetangga yang mengunjunginya setelah ia lahir," kata Kepala Satgas Covid-19 Kabupaten Pamekasan Syaiful Hidayat Juni lalu.

Dia mengatakan, banyak kerabat yang telah menggendong bayi itu. Segera setelah pemeriksaan, bayi tersebut menunjukkan gejala Covid-19, termasuk demam, batuk, dan sesak napas. Orang tua bayi tersebut membawanya ke RSUD Smart Pamekasan pada 9 Juni lalu dan langsung diisolasi oleh petugas kesehatan di rumah sakit tersebut.

Perhimpunan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan bahwa setidaknya 1.543 anak di Indonesia telah dites positif Covid-19 sejak negara itu mengumumkan kasus virus korona pertamanya pada Maret. Sebanyak 36 dari mereka meninggal karena penyakit tersebut.

Sedangkan 6.123 anak sudah dikategorikan dalam status PDP, yaitu orang yang memiliki gejala Covid-19 namun belum dites virusnya. Dari anak-anak itu, 204 orang telah meninggal. Masih banyak pertanyaan seputar infeksi virus corona pada anak dan bayi.

Di situs webnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan tidak jelas apakah anak-anak rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2 seperti orang dewasa, dan apakah mereka dapat menularkan virus seefektif orang dewasa atau tidak. Bukti terbaru menunjukkan bahwa anak-anak kemungkinan memiliki viral load yang sama atau lebih tinggi di nasofaring mereka seperti orang dewasa, dan bahwa anak-anak dapat menyebarkan virus secara efektif di rumah tangga.

Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan kontak ibu-bayi dan menyusui didasarkan pada pertimbangan penuh tidak hanya pada potensi risiko infeksi Covid-19 pada bayi. Namun juga risiko morbiditas dan mortalitas terkait dengan tidak menyusui, mengurus bayi yang tidak tepat, formula, serta efek perlindungan dari kontak kulit ke kulit.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement