REPUBLIKA.CO.ID, OGAN ILIR -- Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa bersama Tim BPH Migas mengunjungi Ponpes Al Ittifaqiah, Indralaya Mulia, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Ahad (18/10). Kehadiran Kepala BPH Migas ke ponpes Al Ittifaqiah dalam rangka mendorong pengembangan mini SPBU.
Rombongan Tim BPH Migas disambut langsung Pimpinan sekaligus pemilik Ponpes Al Ittifaqiah Drs KH Mudrik Qory MA, H Muhammad Joni Rusli selaku Ketua Yayasan, Ahmad Riyadh Pengawas Yayasan, Yopi Valentino Devisi Badan Usaha Milik Yayasan sambil diiringi sholawat 7.000 santri di Ponpes tersebut.
Kehadiran mini SPBU diharapkan menjadi solusi untuk menjamin ketersediaan BBM pada wilayah yang jauh dari penyalur atau SPBU. Ini sekaligus sebagai motor penggerak perekonomian di daerah. Saat ini di Ponpes Al Ittifaqiah tengah dibangun mini SPBU berupa Sub Penyalur BBM dan diharapkan 10 November bertepatan hari Pahlawan bisa diresmikan.
"Kita harapkan peresmian tersebut dapat menghadirkan Sekjen MUI, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ketum PB NU dan organisasi keagamaan serta ormas lainnya. Tujuan, agar bisa ditularkan sebagai unit usaha, dikembangkan di tempat lain, termasuk ummat agama lain, Kristen, Hindu, Budha," ujar Kepala BPH Migas yang akrab disapa Ifan, berharap.
Ifan menyatakan, satu hal yang mesti diyakini, doa tokoh agama, doa ulama itu makbul. "Maka, agar berkah, penting saat peresmian hadirkan ulama, sekaligus pulangnya bisa tularkan ke yang lain," ujarnya, yang juga mengisahkan, saat SD kelas 5, sambil nyantri dan masuk pesantren di sini.
"Sekolah boleh sampai ke Oxford, Harvard, tetapi kalau yang namanya barokah, doa para ulama yang makbul," katanya menambahkan.
Menurut Ifan, hal ini sebagai wujud BPH Migas menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi saat acara Kongres Umat Islam beberapa tahun lalu. BPH Migas juga sudah pernah mengundang PP Muhammadiyah dan PBNU untuk sinergis dalam pengembangan sektor hilir migas di pesantren.
Sebagai solusi untuk menjamin ketersedian BBM di wilayah Sumatera Selatan yang belum ada atau jauh dari penyalur (SPBU), saat ini sedang dikembangkan mini SPBU berbasis kecamatan berupa pertashop dan subpenyalur. Pertashop menjual BBM nonsubsidi dengan harga jual sama dengan SPBU dan direncankan akan dibangun pertashop 400 lokasi di Sumsel.
Saat ini di Sumsel sudah ada 4 Pertashop yaitu satu di Muara Enim, dua di Ogan Komering Ilir, dan satu di Ogan Komering. Sedangkan untuk Sub Penyalur diperuntukkan bagi konsumen yang sudah terdaftar dan menjual BBM solar subsidi dan premium dengan harga jual di SPBU ditambah ongkos angkut yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota.
Di Sumatra baru ada dua lokasi yaitu di Kabupaten Ogan Ilir, Kecamatan Indralaya Selatan dan Pondok Pesantren Darussalam di Desa Serikembang Kecamatan Payaraman.
Terkait Sub Penyalur, Ifan berharap, nanti bisa dikembangkan di pesantren-pesantren lain sebagai salah satu unit usaha. "Bukan itu saja, kita ini indonesia, tentu di lingkungan komunitas agama lain yang memungkinkan untuk dikembangkan, gak ada masalah, toh semua punya niat untuk kebaikan," pungkas Ifan.
Pondok Pesantren Al Ittifaqiah, menjelang usianya yang ke 50 tahun (sejak 10 Juli 1967), menjadi salah satu di antara dua puluh pondok pesantren yang masuk dalam buku “Pesantren-Pesantren Berpengaruh di Indonesia”. Tepatnya pada urutan ke-17. Bersanding dengan beberapa pesantren yang populer di Indonesia lainnya, semisal Pondok Modern Darussalam Gontor, Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Madura, Pondok Pesantren Tebuireng Jombang dan Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta.