Senin 19 Oct 2020 08:32 WIB

Risma Gencarkan Patroli Kesehatan di Pusat Keramaian

Wali kota Surabaya memimpin operasi di Taman Bungkul pada Sabtu (17/10) malam WIB.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kanan).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini gencar memimpin operasi protokol kesehatan di sejumlah pusat-pusat keramaian setiap akhir pekan, guna memutus rantai penyebaran Covid-19.

Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara, mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, setiap akhir pekan, menggelar patroli protokol kesehatan seperti biasanya. Bahkan, di masing-masing kecamatan juga digelar operasi serupa untuk menjamin semua warga sudah mematuhi protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

"Sedangkan operasi di Taman Bungkul pada Sabtu (17/10) malam langsung dipimpin oleh Ibu Wali Kota. Ternyata, memang masih banyak yang melanggar (protokol kesehatan) karena tidak jaga jarak," kata Febriadhitya di Kota Surabaya, Ahad (18/10).

Akhirnya, dengan operasi mendadak ini bisa mendapatkan sekitar 300 warga yang pada saat itu pula dilakukan tes cepat (rapid test). Bagi pengunjung yang diketahui hasilnya reaktif, maka langsung dilakukan pemeriksaan usap (swab test).

"Jika ada yang positif Covid-19 langsung diisolasi di Asrama Haji untuk warga Surabaya. Sedangkan bagi warga luar Surabaya yang reaktif, kami akan berkoordinasi dengan rumah sakit lapangan (Indrapura) untuk isolasi di sana," kata Febriadhitya.

Wali Kota Risma pada saat memimpin operasi protokol kesehatan di Taman Bungkul langsung meminta petugas Linmas dan Satpol PP untuk memblokade setiap akses jalan masuk dan keluar di Taman Bungkul.

Akhirnya, para pengunjung yang didominasi anak muda ini tidak bisa keluar atau kabur dari area taman yang berada di Jalan Raya Darmo itu. Mereka pun kebingungan karena tiba-tiba saja petugas menutup setiap akses jalan di Taman Bungkul.

Dengan pengeras suara, Risma mengimbau kepada para pengunjung itu agar dapat membatasi kegiatan atau aktivitas kumpul-kumpul di luar rumah sebab Covid-19 ini mudah sekali menular dan tak memandang usia.

Meski Risma tidak melarang kegiatan kumpul-kumpul, namun ia berharap para pengunjung yang didominasi anak muda itu dapat saling menjaga jarak dan tetap memakai masker. Risma mengaku, hanya tak ingin ada lagi warganya yang tertular Covid-19.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement